Siaran Pers Bersama Yayasan IAR Indonesia dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

6 Jun 2012
Admin YIARI

Siaran Pers Bersama Yayasan IAR Indonesia dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

oleh | Jun 6, 2012

                                    

Wilis dan Martha menemukan pasangannya di alam
Wilis dan Martha adalah Kukang Jawa yang dilepasliarkan oleh Yayasan IAR Indonesia
Wilis dan Martha adalah dua dari sedikit kukang yang beruntung dapat kembali ke alam liar setelah sebelumnya diambil secara paksa dari tempat asalnya di hutan. Kedua kukang tersebut telah melalui proses rehabilitasi di Pusat rehabilitasi kukang Yayasan International Animal Rescue Indonesia (YIARI). Sebelum dilepasliarkan, radio collar dipasang di kedua leher kukang tersebut agar tim yang melakukan monitoring dapat melacak keberadaan mereka dan mengambil data sebanyak-banyaknya tentang kukang.
Pada tahun 2010 YIARI menerima dua puluh ekor Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) hasil sitaan BBKSDA Jawa Timur. Dua diantaranya adalah Wilis dan Martha. Kedua kukang ini menjalani proses rehabilitasi dimana mereka belajar mencari makan sendiri, berinteraksi dengan kukang lain, mengurangi kontak dengan manusia dan tentu saja beraktivitas hanyapada malam hari.
Proses setelah rehabilitasi adalah pelepasliaran. Wilis dan Martha merupakan kandidat pelepasliaran yang baik karena selain mereka dalam kondisi sehat dan cukup liar mereka juga memiliki gigi yang lengkap. Gigi yang lengkap sangat penting bagi kukang untuk bertahan hidup di alam.
Sehingga, pada tahun 2011 atas kerjasama YIARI dengan BBKSDA1 Jawa Timur, BBKSDA1 Jawa Baratdan TNGHS2pelepasliaran pun dilakukan. Wilis dilepasliarkan pada tanggal 3 Mei 2011 dan Martha pada tanggal 12 Desember 2011. Sejak saat itu proses monitoring terus dilakukan hingga saat ini.
Monitoring dilakukan pada malam hari karena kukang adalah satwa nokturnal yang berarti hanya beraktivitas di malam hari. Awalnya, tim mengalami kesulitan karena kukang masih ‘berkenalan’ dengan lingkungan barunya sehingga tim harus menjelajahi daerah yang cukup luas. Namun, sekitar 5 bulan terakhir daerah pergerakan kukang sudah mulai stabil dan pada bulan Maret 2012 Wilis dan Martha terpantau sedang berinteraksi dengan kukang liar.
Berdasarkan standar international dari IUCN3 proses pelepasliaran dinyatakan berhasil apabila satwa dapat berkembangbiak di alam. Dari hasil pengamatan tim monitoring YIARI, Wilis dan Martha sudah berinteraksi cukup intim dengan kukang liar. Beberapa kali mereka terlihat sedang kawin. Di waktu lain keduanya terlihat menghabiskan waktu dengan pasangannya seperti tidur berdekatan di pohon yang sama.
Ke depannya tim monitoring akan lebih fokus memantau Martha. Martha adalah kukang betina yang memakai radio collar. Dengan adanya radio collar tim dapat mengetahui jika sewaktu-waktu Martha hamil dan melahirkan anak.
Semoga Wilis dan Martha dapat menjadi dua kukang pertama yang dinyatakan benar-benar sukses dilepasliarkan ke alam.
Keterangan:
1.      BBKSDA – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam
2.      TNGHS – Taman Nasional Gunung Halimun Salak
3.      IUCN – International Union for Conservation of Nature

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait