Si Martha, Pintu Masuk Pengenalan Masyarakat Sekitar Kawasan TNGHS Tentang Kukang Jawa

21 Feb 2012
Admin YIARI

Si Martha, Pintu Masuk Pengenalan Masyarakat Sekitar Kawasan TNGHS Tentang Kukang Jawa

oleh | Feb 21, 2012

Oleh Robithotul Huda
Tanggal 04 Maret 2012, kami berangkat ke lokasi di mana si Martha berada. Yaitu di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Resort Gunung Salak 1.  Selama lebih dari 2 bulan, si Martha (nama kukang jawa yang lepasliarakan oleh IAR Indonesia) masih berada di lokasi tersebut. Jalan terdekat menuju lokasi tersebut adalah melewati Gang Masjid, RT 04/ RW 02 kampung Cihideng, Desa Cipelang, Kec. Cijeruk,  kab. Bogor.
Pak Rahmat adalah salah satu tokoh di kampung tersebut. Selain menjadi ketua RW lebih dari 10 tahun, dia juga menjadi ketua kelompok tani di Desa Cipelang. Yaitu Kelompok Tani Sejahtera.
Saat Huda sedang memberikan edukasi tentang kukang
“Pak rahmat, saya minta ijin unutk mengadakan kegiatan di wilayah bapak. Kami sedang melakukan monitoring kukang jawa hasil pelepasliaran oleh IAR Indonesia”. Kataku memulai pembiacaraan.
“Apa itu kukang?” dengan penasaran pak rahmat membalas. Ternyata pak rahmat belum mengenal kukang.
Kemudian akupun menjawab dan menggambarkan ciri-ciri kukang dengan gambaran yang sederhana. “Kukang itu ukuranya segini, warnanya begini, ciri khasnya di mata dan seterusnya”. Setelah itu baru poster Kukang di gelar didepan pak rahmat. “Inilah kukang pak” kataku.
Kemudian diskusipun mengalir deras dan tak terbendung, mengenai kerusakan lingkungan, pengerukan pasir dan batu (sirtu) di kampung cihideng, peta politik di Cijeruk, korupsi proyek jalan di cihideng dan sebagainya. Semua perkataan mengalir, seperti  pembicaraan dengan orang yang telah kenal sejak lama, tak ada basa-basi, lugas dan tegas.
“Kami sudah sibuk dengan urusan pertanian di ladang, jadi kami tidak punya kesempatan untuk merambah hutan. ini adalah cara kami melestarikan hutan yaitu tidak mengotak-atik kawasan tersebut”. “Berikan pekerjaan masyarakat sekitar kawasan hutan dan hutan akan lestari”.  Kata Pak Rahmat.
Tak terasa waktu menunjukkan pkl. 15.15 wib. Aku bersama Itang (kempleng) harus egera melanjutkan perjalanan ke camp. Dilereng Gunung Salak-TNGHS untuk memonitoring Martha. Dan kami berpamitan ke Pak Rahmat.
“Pak kami mohon pamit dulu, Sekalian nitip sepeda motor ya pak, 3 hari lagi saya ambil”. Ucapku.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait