Serunya Petani Batutegi Lampung Belajar Memaksimalkan Lahan di Kawasan Hutan Lindung

19 Apr 2023
Admin YIARI

Serunya Petani Batutegi Lampung Belajar Memaksimalkan Lahan di Kawasan Hutan Lindung

oleh | Apr 19, 2023

Sebagai bentuk kontribusi pada masyarakat, salah satu upaya yang dilakukan oleh YIARI adalah membuat sekolah lapang nih, sobat #KonservasYIARI. Buat yang penasaran apa itu Sekolah Lapang, ini adalah program pembelajaran dan pendampingan dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola dan memaksimalkan potensi lahan yang dimilikinya. Usaha memaksimalkan lahan yang ada dilakukan agar wilayah pemanfaatan pada kawasan hutan lindung dapat digunakan seoptimal mungkin dan tidak menggunakan bagian hutan lindung inti lebih luas lagi. Kegiatan ini juga mengarahkan petani agar selaras dengan alam ketika melakukan kegiatan pertanian dan perkebunan mereka. Sekolah lapang di Batutegi, Kabupaten Tanggamus, Lampung sendiri sudah dilakukan sebanyak dua kali.

Sekolah lapang di Batutegi pertama kali dilakukan pada September 2022 selama 6 hari dan diikuti sebanyak 43 petani yang tergabung pada tiga Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dalam wilayah kelola KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung) Batutegi, yaitu di Gapoktan Sumber Makmur, Mandiri Lestari dan Wanatani Lestari. Gabungan kelompok tani ini terdiri dari sembilan Kelompok Tani Hutan (KTH) yang beranggotakan total 52 orang.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah salah satu materi yang diberikan dalam sekolah lapang di dua Gapoktan di Batutegi, Lampung, Gapoktan Sumber Makmur dan Wana Tani Lestari (Tim Comdev | Yayasan IAR Indonesia)

Pada sekolah lapang pertama ini, para petani belajar mengoptimalisasi lahan garapan dan meningkatkan kelembagaan kelompok tani di Batutegi. Di samping itu, para petani juga kami beri penyuluhan terkait metode-metode agroforestri yang mampu meningkatkan hasil tani mereka seperti pembuatan pupuk kompos dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di lahan mereka. Di samping kegiatan peningkatan kapasitas petani Gapoktan, kami juga mendampingi kegiatan penyemaian bibit tanaman wanatani sejak tahun 2021. Benih yang disemai terdiri dari berbagai macam tanaman produksi, di antaranya alpukat, durian, pinang betara, dan aren. Pada tahun 2021 kemarin, para petani telah berhasil menyemai sebanyak 2960 benih. Di tahun 2022 hingga bulan November, jumlah bibit yang disemai sudah melampaui jumlah bibit yang disemai pada tahun kemarin, yaitu berjumlah 3895 benih, luar biasa ya!

Para petani juga diberi hibah kambing untuk mengenalkan mereka dengan sistem agrosilvopastura, yaitu suatu sistem pengelolaan lahan kombinasi antara kegiatan pertanian, kehutanan, dan peternakan yang dapat mengatasi masalah ketersediaan lahan dan peningkatan produktivitas lahan utama. Kotoran kambing yang ada dapat mendukung kesuburan tanaman pada lahan karena dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

Sepuluh kambing dipinjamkan kepada para petani Gapoktan di Batutegi untuk dimanfaatkan dalam sistem pertanian agrosilvopastura. Kambing-kambing ini dipantau kesehatannya secara berkala oleh dokter hewan kami (Fattreza Ihsan | Yayasan IAR Indonesia)

Sekolah lapang kedua dilakukan selama kurang lebih 2 minggu pada bulan Januari 2023. Para petani Gapoktan Wanatani Lestari dan Sumber Makmur didampingi oleh praktisi dan fasilitator dari YIARI untuk belajar cara mengembangbiakkan jamur Trichoderma pada sekolah lapang kedua ini. Trichoderma atau jamur hijau ialah jamur yang berfungsi sebagai fungisida (agen pembunuh jamur) sekaligus dapat bermanfaat sebagai pupuk organik. Iya, jamur ini bisa mencegah teman satu spesiesnya yang merugikan, yaitu jamur yang merugikan seperti jamur akar putih (Rigdiforus linosus), Fusarium, dan Sclerotium. Harapannya jamur yang berfungsi sebagai biofungisida alias anti jamur ini dapat membantu mereka meningkatkan hasil perkebunan mereka. Pelatihan perbanyakan jamur sederhana ini adalah hasil kerjasama dari Gapoktan, UNILA, Dishut Prov Lampung, KPH Batutegi dan YIARI.

Trichoderma indukan yang diperbanyak tersebut berasal dari hasil pembiakan Universitas Lampung. Kemudian perbanyakan atau budidayanya dibuat dari 40 kg beras jagung dan beras. Proses pembuatan jamur memerlukan masa inkubasi, kemudian pengadukan selama 6-10 hari. Dari proses tersebut para petani berhasil membuat 35 kg perbanyakan Trichoderma. Hasil tersebut kemudian dibagikan untuk tiap anggota Gapoktan untuk kemudian disebarkan ke lahan pertanian masing-masing, dan ada pula yang dijadikan sebagai indukan perbanyakan Trichoderma selanjutnya. Semoga dengan adanya sekolah lapang ini, keberlangsungan antara alam dan manusia dapat selaras dan berkelanjutan!

Yuk, dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Fathia Rosatika

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait