Penghargaan Untuk Kerja Konservasi IAR Indonesia yang Inovatif dan Menyeluruh

28 Des 2020
Heribertus Suciadi

Penghargaan Untuk Kerja Konservasi IAR Indonesia yang Inovatif dan Menyeluruh

oleh | Des 28, 2020

Berkat pendekatannya yang inovatif dan holistik  dalam penyelamatan satwa liar dan habitatnya, khususnya di Kalimantan Barat, IAR Indonesia kembali mendapatkan penghargaan bergensi. Penghargaan kali ini diberikan oleh BBVA Foundation di Spanyol untuk kategori keanekaragaman hayati atas upaya pendekatan inovatif dan terintegrasi untuk melindungi keanekaragaman hayati di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dan beberapa spesies ikonik di dalamnya termasuk orangutan.

Penghargaan ini tidak lepas dari peran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Melalui direktorat jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) program IAR Indonesia di Kalimantan Barat dapat terwujud dan berjalan dengan baik. Direktur Program IAR Indonesia, Karmele L. Sanchez mengupkapkan apresiasinya kepada semua pihak yang berperan penting dalam seluruh kerja konservasi IAR Indonesia. “Saya sangat berterimakasih kepada segenap pengurus, manajemen dan staf IAR Indonesia karena tanpa mereka, program ini tidak akan bisa terealisasi. Saya juga sangat berterimakasih kepada seluruh mitra kerja IAR Indonesia, terutama kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena tanpa dukungan dan keterlibatan mereka, program kami tidak akan bisa berjalan. Terimakasih juga kami haturkan kepada seluruh masyarakat di lokasi program kami di sekitar kawasan Taman Nasional Bukit baka Bukit Raya karena sebenarnya merekalah pemeran utama dalam program ini.

Secara khusus, dewan juri yang terdiri dari para ilmuwan yang bekerja di bidang lingkungan, komunikator, ahli hukum lingkungan dan pembuatan kebijakan, serta perwakilan dari beberapa LSM konservasi juga memberikan pujian atas strategi konservasi jangka panjang IAR Indonesia dalam ekosistem yang dilanda deforestasi dan alihfungsi lahan.

Sebelumnya pada pertengahan tahun 2020, atas kerja kerasnya, IAR Indonesia juga mendapatkan penghargaan “Shining World Compassion Award” dari organisasi nirlaba kemanusiaan internasional The Supreme Master Ching Hai International Association.

Semua kerja konservasi yang dilakukan IAR Indonesia selama ini dilandasi visi untuk mewujudkan kehidupan di mana manusia dan satwa dapat hidup berdampingan di dalam ekosistem yang berkelanjutan. “Kami berusaha mewujudkan visi kami dengan misi untuk membangun kesadaran akan pelestarian lingkungan hidup dan mengimplementasikan system yang efektif di mana habitat dan satwa dapat terlindungi. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan IAR Indonesia tidak hanya fokus pada penyelamatan orangutan dan satwa liar tetapi juga bertujuan untuk membantu manusia,” ujar Karmele lagi.

Sejak berdiri pada tahun 2009 silam, IAR Indonesia bermitra dengan KLHK telah menyelamatkan lebih dari 250 orangutan dan melepaskan 129 orangutan, 46 orangutan di antaranya dilepaskan di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya sejak 2016 sampai sekarang.

Selain membuka lapangan pekerjaan untuk warga dua desa penyangga kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, yaitu desa Mawang Mentatai dan Desa Nusa Poring sebagai bagian dari tim monitoring orangutan IAR Indonesia, program ini juga menyerap tenaga kerja sebagai porter logistik, tukang masak, sopir, pemilik perahu, dan lain sebagainya. Berkat pendekatan ini, sekitar 70 warga setempat yang pernah terlibat dalam pembalakan liar kini bekerja untuk IAR dalam penyelamatan dan pemulihan orangutan.

Menyadari bahwa akses penduduk di dua desa penyangga kawasan TNBBR ini jauh dari fasilitas kesehatan dan pendidikan, serta perlu meningkatkan kesejahteraan manusia, IAR Indonesia juga melakukan program edukasi dan pegembangan masyarakat di dua desa penyangga ini. “Ini adalah salah satu wilayah pedalaman yang miskin di mana masyarakat bahkan tidak memiliki akses yang memadai ke fasilitas kesehatan dan pendidikan. Keadaan ini diperburuk dengan tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang layak di sana. Tekanan ekonomi inilah yang kemudian mendorong mereka melakukan perburuan dan penebangan kayu illegal,” jelas Karmele

Puncaknya adalah pada tahun 2019, dibantu oleh beberapa donatur, IAR Indonesia untuk pertama kalinya memberikan program beasiswa kepada 18 anak yang memenuhi syarat untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi di Nanga Pinoh. Program yang direncanakan berjalan selama 3 tahun ini  juga akan memberikan kebutuhan sehari-hari dan perawatan kesehatan sampai anak-anak ini dapat menyelesaikan sekolahnya serta dapat menjadi panutan bagi anak-anak dusun lainya.

Melibatkan kaum muda sejak dini dalam kegiatan penyelamatan satwa dan pelestarian habitatnya, menjadi salah satu cara IAR Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat secara bertahap, sekaligus mengedukasi masyarakat akan manfaat menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.

Dalam program pemberdayaan masayarakat, IAR Indonesia mendampingi masyarakat untuk mengolah hasil alam secara berkelanjutan tanpa merusak hutan. Pengetahuan inilah yang diupayakan IAR Indonesia dalam semua kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di area hutan dan area-area yang berdekatan dengan habitat satwa. Selain untuk menghindarkan kemunculan konflik antara manusia dan satwa, informasi tentang pengolahan produk-produk alam dengan bijak, bisa menjadi pekerjaan alternatif dan bahkan utama bagi masyarakat.

Semua pendekatan holistik dengan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat ini  ini bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat desa di sekitar taman nasional dari perilaku deforestasi menjadi penjaga hutan dengan menghentikan pembalakan liar di daerah tersebut dan mengajarkan penduduk desa tentang keistimewaan hutan mereka dan bahwa menyelamatkan hutan adalah solusi ekonomi jangka panjang yang lebih berkelanjutan daripada menghancurkannya.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait