Pandemi Covid-19: Sebuah Pesan dari Kami

26 Mar 2020
Reza Septian

Pandemi Covid-19: Sebuah Pesan dari Kami

oleh | Mar 26, 2020

Untuk para pendukung,

Kita semua saat ini tengah mengalami krisis global akibat wabah penyakit Covid-19. Wabah yang mulai terjadi pada akhir 2019 itu sekarang telah menyebar dan menjangkit ke lebih dari 160 negara, menginfeksi ratusan ribu orang dan mengakibatkan puluhan ribu korban jiwa di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Covid-19 yang memunculkan sejumlah gejala seperti demam, batuk hingga gangguan pernapasan pada mulanya diyakini berasal dari spesies eksotis di pasar hewan dan tertular ke manusia. Namun sekarang, Covid-19 muncul sebagai penyakit infeksi pernapasan yang menyebar dengan cepat antar manusia ke manusia. Hingga pada 11 Maret 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi baru.

Efek pandemi Covid-19 baru mulai kita rasakan. Para ahli memperkirakan efek tersebut masih akan terasa hingga beberapa minggu bahkan bulan ke depan. Dengan tingkat penularan pandemi Covid-19 yang tinggi, penting bagi kita semua untuk berkontribusi mencegah risiko penularannya.

Karena itu, di tengah situasi sulit ini, kami mengajak semua dari kita untuk melakukan yang terbaik demi mengurangi risiko penularan Covid-19 dan melindungi orang-orang, terutama yang lebih penting ke bagian paling rentan dari kita yaitu orang tua serta orang-orang dengan masalah kesehatan dengan melakukan jaga jarak fisik (physical distancing), menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan.

Upaya kami

Kami mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk melakukan physical distancing sebagai langkah mengurangi risiko Covid-19 dengan menerapkan protokol tersebut di lingkup kerja kami, termasuk di beberapa camp-camp monitoring. Di samping itu, kami juga telah meminimalisir beberapa kegiatan yang bersifat interaksi langsung seperti pengembangan kapasitas di masyarakat dan penyuluhan wawasan terhadap lingkungan.

Tetapi di tengah situasi seperti ini, beberapa tim yang bertugas langsung dengan satwa di bawah perawatan kami, seperti orangutan, kukang dan monyet harus tetap berjaga seperti biasa. Para perawat satwa dan tim medis, tetap memberikan perawatan terbaik untuk semua primata korban perdagangan – pemeliharaan ilegal atau kehilangan habitat karena kerusakan hutan yang tengah menjalani pemulihan di fasilitas rehabilitasi kami.

Kendati begitu, semuanya sudah kami persiapkan dan mengantisipasinya dengan peningkatan kewaspadaan terhadap aspek kesehatan dan keselamatan melalui sejumlah protokol untuk tetap melindungi kesehatan para tim dan satwa kami. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, kami telah menerapkan standar prosedur perawatan satwa yang ketat demi kesinambungan kesehatan antara satwa dan manusia. Karena kami menyadari potensi dan risiko kehadiran virus apapun dapat terjadi pada waktu yang tidak bisa diprediksi.

Sangat mengkhawatirkan bagi kami bahwa primata seperti orangutan, kukang, dan monyet juga memiliki potensi terpapar Covid-19. Meski belum ada penelitian yang cukup untuk memahami dampak potensial dari virus ini pada primata lain, kami sudah mengambil semua tindakan darurat pencegahan untuk memastikan bahwa mereka yang berada di bawah perawatan kami tetap aman dari virus ini.

Itu semua merupakan prioritas kami untuk melindungi kesehatan dan kehidupan para primata yang tengah menjalani pemulihan di pusat rehabilitasi. Saat ini kami telah memperketat semua standar prosedur keamanan hayati dan biosafety dengan meminimalisir kontak satwa, penyemprotan desinfektan, dan secara berkala memastikan semuanya yang bekerja dengan para satwa tetap dalam kondisi sehat.

Tak kalah penting, kami telah merampungkan dan mengembangkan modul Pengkajian dan Manajemen Risiko Penyakit (Disease Risk Assessment and Management), beserta strategi kesiapsiagaan seandainya virus akan ditransmisikan ke primata mana pun di bawah perawatan kami. Dalam masa-masa sulit seperti saat ini, penting bagi kita semua untuk bekerja sama mengurangi risiko dan dampak pandemi Covid-19.

Harapan untuk kita semua

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa zoonosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia (juga sebaliknya) menjadi ancaman nyata bagi kita. Risiko zoonosis yang memunculkan wabah global serupa juga telah berulang kali terjadi di dunia seperti SARS, MERS, Ebola, Zika dan Avian Influenza. Tetapi itu semua hanya bisa terjadi ketika satwa liar ditangkap, diburu, diperdagangkan, disimpan sebagai hewan peliharaan, dan dikonsumsi. Ketika mereka tetap berada di habitatnya dan tidak memiliki kontak dengan manusia, tidak akan ada risiko penularan zoonosis dan pandemi yang terjadi.

Tentu, kita tidak ingin mendapati peristiwa yang sama terulang di masa depan. Jika kita ingin menghindari hal tersebut, biarkan mereka tetap berada di habitatnya. Lakukan pencegahan aktivitas yang mendukung rantai perdagangan satwa seperti memburu dan menangkap satwa liar, membeli di pasar ilegal dan memeliharanya sebagai hewan peliharaan, hingga mengonsumsi daging mereka. Dengan mengubah pola hidup menjadi seperti itu, masa depan tanpa wabah pandemi dapat diwujudkan.

Kami berharap kepada para pendukung untuk mengikuti arahan dan rekomendasi yang diberikan Pemerintah Indonesia dalam upaya mengurangi risiko penularan Covid-19. Semoga dengan menerapkan ketaatan, kita semua tetap dalam kondisi sehat dan melewati situsi krisis ini. Tak kalah lebih penting, perlengkapan pendukung seperti masker, alkohol, sarung tangan, dan pembersih tangan yang menjadi kebutuhan standasar operasional perawatan satwa kami agar segera mudah didapat.

Dari tempat kami, kami juga berpesan untuk terus mendukung upaya perlindungan habitat dan keberlangsungan hidup satwa liar agar tidak terulang wabah atau pandemi serupa di masa depan.

#StaySafe #DiRumahAja

Salam hangat,

Karmele L. Sanchez
Direktur Program IAR Indonesia

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait