Melalui Nipah dan Pandan, Mereka Merawat Alam

7 Apr 2021
Admin

Melalui Nipah dan Pandan, Mereka Merawat Alam

oleh | Apr 7, 2021

Di tengah ketenangan siang hari itu, tampak Rahmah tengah duduk bersimpuh di beranda rumah. Di lantai tampak terhampar daun-daun nipah kering berwarna cokelat dan beberapa kantung dari bahan-bahan nipah tersebut. Rahmah tampak tekun menjalin daun-daun itu sambil bercerita bahwa ia mulai melakukan kegiatan ini sekitar pertengahan Februari 2021. “Lumayan, dengan membuat kantung-kantung ini saya ada tambahan rezeki. Alhamdullilah, bisa membantu ekonomi keluarga saya,” ujarnya.

Rahmah adalah satu dari 25 ibu-ibu di Desa Pematang Gadung yang dilibatkan oleh International Animal Rescue (IAR) Indonesia di Ketapang, Kalimantan Barat, untuk membuat kantung-kantung penanaman benih pohon (ecopolybag) dari bahan nipah. Bahan ini dipilih selain karena mudah didapatkan – nipah merupakan tanaman liar yang banyak bertumbuh di daerah Pematang Gadung dan sekitarnya – juga lebih ramah lingkungan karena mudah terdaur ulang di tanah.

Keterlibatan ibu-ibu ini merupakan bagian dari program IAR Indonesia yang dipersembahkan bagi kaum perempuan. Di kebanyakan daerah tempat IAR Indonesia berkegiatan, kami mendapati bahwa keberadaan para perempuan sangat esensial bagi keterlibatan masyarakat. Perempuan di daerah-daerah ini masih menjalani fungsi-fungsi penting dalam keluarga. Selain sebagai istri, mereka juga merupakan ibu yang berperan penting dalam mengatur keuangan keluarga dan pendidikan anak. Dengan melibatkan kaum perempuan terutama para ibu, kami berharap mereka ikut memiliki wawasan baik dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Untuk itulah, dalam program pembuatan kantung-kantung nipah ini, kami memilih para ibu yang berasal dari keluarga tidak mampu atau ibu-ibu yang sudah menjadi orangtua tunggal. Dengan pekerjaan pembuatan kantung ini, diharapkan mereka memiliki pemasukan tambahan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Sejak program ini dimulai pada pertengahan Februari lalu kami telah memesan kantung-kantung nipah ini dari 25 ibu di desa hingga sejumlah 10.000 buah senilai Rp 40 juta. Untuk satu kantung nipah, kami beli dengan harga Rp 4.000.

Program pembuatan kantung berbahan dasar alam ini juga masih menjadi bagian dari kegiatan pembibitan pohon yang kami lakukan di Desa Pematang Gadung yang sejak tahun 2017 sudah melibatkan ibu-ibu setempat. Bibit-bibit pohon ini kemudian kami tanam di hutan yang berada di sekitar Desa Pematang Gadung.

Selain di Desa Pematang Gadung, kami juga telah melibatkan ibu-ibu di Desa Mawang Mentatai dan Nusa Poring yang total hingga saat ini sudah ada 72 ibu yang terlibat untuk membuat 3000 kantung berbahan dasar tanaman. Berbeda dengan ibu-ibu di Desa Pematang Gadung yang menggunakan daun nipah, ibu-ibu di dua desa penyangga TNBBBR ini menggunakan daun pandan duri yang ada di halaman rumah mereka masing-masing-masing. Hingga saat ini, total 13.000 kantung telah kami pesan dari ibu-ibu di Pematang Gadung dan daerah di TNBBBR untuk digunakan dalam program restorasi.

Dalam skala yang lebih kecil, IAR Indonesia juga mendampingi ibu-ibu dalam pembuatan kantung-kantung ini di desa Sungai Putri. Dari September 2020, terlibat 13 perempuan dalam pembuatan ecopolybag dari daun pandan. Sejauh ini, mereka telah  menghasilkan 300 ecopolybag kecil, 110 berukuran sedang, dan 70 buah berukuran besar. Untuk ukuran kecil, mereka menggunakannya sendiri untuk dipakai menyemai tanaman budidaya mereka, sedangkan yang berukuran sedang dan besar, mereka jual.

Sejak menjalankan kegiatan ini, masyarakat terutama kaum perempuan memperlihatkan dukungan positif. Mereka mendapatkan penghasilan tambahan dengan melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah sehingga mereka masih bisa mengelola waktu untuk mengurus keluarga dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Selain itu, bahan baku dari ecopolybag ini juga mudah didapatkan, yaitu ada di lingkungan rumah dan desa mereka. Dengan cara ini, kami sekaligus menjalankan salah satu misi edukasi tentang merawat bumi dan alam seisinya dengan menggunakan bahan-bahan alam yang mudah terdaur ulang.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait