Di tahun 2022 ini, ternyata ada kabar yang cukup mengkhawatirkan tentang monyet ekor panjang nih Sobat YIARI. Menurut Redlist IUCN, Macaca fascicularis atau biasa kita sebut monpai atau monyet ekor panjang (MEP), dalam satu tahun terakhir ini sudah mengalami dua kali penurunan status konservasi, dari nyaris terancam, rentan, hingga, terancam. Pasalnya nih, mereka sering diburu dan dipelihara di rumah-rumah yang menyebabkan keberadaannya di alam berkurang drastis. Pandangan masyarakat juga menganggap bahwa monyet jenis ini populasinya masih melimpah di Indonesia, bahkan ada pula yang menganggapnya hama karena sering memasuki perumahan dan perkebunan penduduk dan mengambil bahan-bahan makanan milik warga. Anggapan ini muncul karena monyet ekor panjang memang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi yang menyebabkannya mudah ditemukan di sekitar kita.
Oleh karena itu, untuk melindungi mereka di luar dan di dalam habitatnya perlu upaya holistik alias menyeluruh yang melibatkan banyak pihak. Kami bekerjasama dengan beberapa instansi, di antaranya adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak serta Pemadam Kebakaran Kota dan Kabupaten Bogor untuk menjaga MEP ini bisa hidup aman dan damai di habitatnya, jauh dari interaksi negatif dengan manusia.
Kegiatan perlindungan MEP diawali di bulan Maret di sekitar kawasan konservasi yaitu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Tim gabungan TNGHS dan Yayasan IAR Indonesia (YIARI) mengajak masyarakat di sekitar kawasan untuk menghadiri penyuluhan terkait potensi konflik dan interaksi negatif antara masyarakat dengan monyet ekor panjang. Dalam kegiatan ini, kami memberikan penyuluhan untuk melaporkan temuan monyet ekor panjang di luar kawasan yang memasuki area pemukiman dan memberikan penyadartahuan untuk menghindari interaksi-interaksi yang berpotensi negatif dengan MEP. Setelah kegiatan ini selesai, konflik antara warga dengan monyet ekor panjang bisa diredam.

Sementara itu, untuk kegiatan perlindungan monyet di luar kawasan konservasi kami lakukan bersama instansi Pemadam Kebakaran pada akhir September ini. Kami bersama BBKSDA Jawa Barat menginisiasi peningkatan kapasitas Petugas Pemadam Kebakaran Kota dan Kabupaten Bogor yang bertugas untuk mengevakuasi satwa liar. Kalian pernah melihat atau mendengar Damkar yang bertugas di sekitar tempat tinggal kalian beraksi untuk mengevakuasi satwa seperti tawon dan ular di rumah atau kebun warga ‘kan? Nah, para Petugas Damkar juga terkadang mengevakuasi primata termasuk MEP yang masuk ke pemukiman warga. Dalam pelatihan yang telah disusun sebagai upaya kerjasama lebih lanjut antara BKSDA Jawa Barat, Damkar Kota dan Kabupaten Bogor, serta YIARI selama dua tahun terakhir ini menitikberatkan pada upaya penanganan primata secara aman. Banyaknya konflik antara MEP dengan manusia menjadikan primata ini perhatian para konservasionis. Maka dari itu, di Indonesia, perlu adanya upaya bersama untuk melindungi mereka dari kepunahan. Jangan sampai akibat kita melupakan nasib mereka, satwa yang biasa kita temui dengan mudah hari ini hanya bisa dilihat lewat buku bergambar oleh anak cucu kita di masa depan. Yuk, kita lindungi para monyet ini bersama-sama.
Yuk, dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.