Lomba Teater: Memperingati Hari Orangutan Sedunia 2021

Lomba Teater: Memperingati Hari Orangutan Sedunia 2021

Salam Lestari!

International Orangutan Day 2021 @iar_indonesia hadir dengan rangkaian acara berupa lomba teater Se Kabupaten Ketapang dengan tema “Manusia dan Satwa Hidup Berdampingan dengan Ekosistem yang Berkelanjutan“.

Lomba teater ini ditujukan untuk usia dibawah 15 tahun. Syarat dan ketentuan lainnya dapat dibaca pada postingan.

📆Pendaftaran dan pengiriman video: 25 Mei-25 Juli 2021
___________________________
🔗Link pendaftaran: bit.ly/formulirteaterIOD2021
___________________________
Informasi lebih lanjut silakan menghubungi:
📞 Tim Edukasi YIARI 0811-5700-181
📞 Sri Ristika Saputri 0822-5193-6043




SINOPSIS LOMBA
INTERNATIONAL ORANGUTAN DAY (IOD)

Tema: “Manusia dan Hewan Hidup Berdampingan dengan Ekosistem yang Berkelanjutan”

Desa yang alamnya masih terjaga, hiduplah masyarakat yang damai
dengan kearifan lokalnya. Masyarakat masih menjaga adat-istiadat dengan
baik dan masih mengantungkan kehidupan pada hutan untuk kebutuhan hidup
sehari-hari. Tanpa disadari perlahan cukong mulai masuk untuk
mengiming-imingi masyarakat dengan uang serta janji yang belum tentu
terealisasi. Akhirnya masyarakat merasakan dampak yang diakibatkan
cukong yaitu sulit menemukan hasil hutan.

Sebelum cukong masuk dan menebang pohon, masih banyak anak-anak
yang memanfaatkan hasil hutan. Anak-anak memanfaatkan hasil hutan untuk
membuat permainan tradisional. Saat ini, permainan tradisional sudah
mulai ditinggalkan. Mereka mengganti permainan tradisional dengan
handphone yang fiturnya lebih menarik. 

Dampak lainnya yang terlihat sangat nyata saat ini adalah hilangnya
fungsi hutan. Hewan yang hidup di hutan sudah hampir punah karena sulit
mencari makan dan tempat tinggal. Sehingga hewan yang dilindungi, salah
satunya orangutan harus mencari makan sampai ke kebun masyarakat.
Terkadang ada masyarakat yang menembak dan membuat perangkap untuk hewan
yang masuk kebun. Hewan yang tertembak atau masuk perangkap bagian
tubuhnya digunakan untuk aksesoris pakaian adat. Padahal pakaian adat
yang menggunakan aksesoris bagian tubuh hewan tidak sesuai dengan
adat-istiadat setempat.

Pihak terkait dan masyarakat yang sadar akhirnya berkerjasama
menata kembali hutannya yang rusak. Adapun upaya mereka mengembalikan
fungsi hutan dengan cara menanam pohon dan membiarkan hewan hidup di
alam liar. Sehingga manusia dan hewan hidup berdampingan dengan
ekosistem yang berkelanjutan.

 

* Hubungi kami di sini jika terkendala dalam melakukan pendaftaran.