Kukang Bujang dan Apem, Kisah Nyata Kejamnya Perburuan dan Pemeliharaan Satwa

19 Apr 2023
Fattreza Ihsan

Kukang Bujang dan Apem, Kisah Nyata Kejamnya Perburuan dan Pemeliharaan Satwa

oleh | Apr 19, 2023

Di awal tahun 2023 ini, kami menerima serahan beberapa kukang yang tiba dalam keadaan terluka parah. Kukang pertama kami selamatkan pada akhir Januari ini. Ia kami beri nama Bujang. Kukang ini dalam keadaan lemas, diantar oleh warga Sinarwangi di Kabupaten Bogor, berharap mendapatkan perawatan yang layak baginya.

Hasil rontgen Bujang yang menunjukkan 4 buah peluru bersarang pada tubuhnya (Fattreza Ihsan | Yayasan IAR Indonesia)

Pemeriksaan pertama Bujang cukup mengejutkan dokter hewan kami. Ketika dilakukan rontgen x-ray, kami menemukan 4 buah peluru mimis alias senapan angin bersarang di kepala, sekitar leher, dan lengannya. Selain itu kami mendapati gigi Bujang patah dan infeksi. Hingga sekarang, ia masih menjalani pemulihan intensif di pusat rehabilitasi kami di Ciapus, Bogor. Ia mendapatkan penanganan medis berupa operasi pengangkatan peluru senapan angin dari tubuhnya, operasi pencabutan gigi, serta pemberian obat dan nutrisi yang ia butuhkan untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Kabar baiknya, kini ia sudah mengalami pemulihan ke arah yang lebih baik.

Kukang kedua yang kami terima adalah seekor kukang jawa juga yang tiba pada akhir Februari lalu dalam kondisi yang lebih memprihatinkan. Apem namanya, diserahkan oleh BKSDA Bogor ke pusat rehabilitasi kami dalam keadaan mengalami infeksi gigi yang cukup kronis karena sudah ada benjolan berisi nanah pada gusi dekat giginya yang terpotong. Tingkat keparahannya sudah ada dalam taraf yang apabila tidak segera diberi penanganan medis, maka Apem berpotensi tinggi mati. Di hari kedua Apem tiba di pusat rehabilitasi kami, ia segera diberi antibiotik dan radang, serta dijadwalkan di minggu yang sama untuk dilakukan operasi pencabutan gigi terinfeksi.

Proses operasi pencabutan gigi Apem untuk mengobati infeksi pada gusinya (Rendi Afandi | Yayasan IAR Indonesia)

Kasus penemuan peluru dan penemuan luka pada area mulut mengindikasikan masih adanya perburuan dan perdagangan kukang di sekitar kita. Kedua aktivitas ini menyebabkan dampak buruk yang cukup tinggi bagi satwa endemik Indonesia yang dilindungi ini. Secara ekologi, perburuan dan perdagangan liar bisa menurunkan populasi kukang secara drastis.

Dari sisi upaya rehabilitasi, kasus perdagangan dan perburuan satwa liar cenderung membuat upaya ini lebih sulit. Kasus seperti ini berpotensi menghambat pelepasliaran kukang akibat luka dan cacat permanen akibat perdagangan dan perburuan kukang. Kukang yang mengalami luka tembak bisa mengakibatkan cacat permanen seperti kebutaan, kerusakan otak, hingga hilangnya fungsi-fungsi tubuh dari kukang.

Untuk penemuan luka pada gigi dan gusi, besar kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh pemotongan secara sengaja gigi kukang oleh para pedagang satwa liar sebagai upaya untuk mencegah pembeli tergigit oleh kukang. Kukang yang sudah mengalami infeksi gigi yang cukup parah terpaksa harus dicabut gigi-giginya dan apabila gigi yang dicabut sudah cukup banyak, kukang tidak bisa dilepasliarkan karena tidak akan mampu mengonsumsi makanan alaminya di alam. Perilaku kukang yang pernah dipelihara juga menjadi perhatian khusus karena bisa jadi mereka tidak bisa dilepasliarkan akibat perilaku alami mereka tidak kunjung kembali ketika direhabilitasi.

Drh. Indri Saptorini, sebagai Dokter Hewan YIARI menyatakan keprihatinannya setelah mengoperasi Apem. Ia khawatir dengan kondisi gigi depan, atas, dan bawah dari Apem yang sudah terpotong, Apem tidak bisa dilepasliarkan ke habitat alaminya. “Sepertinya tidak mungkin untuk dilepaskan ke alam lagi, ya. Karena kita tahu bahwa fungsi dari gigi kukang ini selain untuk alat untuk mencari makan juga sebagai alat pertahanan diri,” ujarnya.

Ia berharap untuk semua orang yang masih memelihara dan membeli satwa liar untuk menghentikan “hobi” mereka yang merugikan satwa liar dan lingkungan. Sebab proses rehabilitasi kukang yang telah mengalami nasib buruk diburu dan diperjualbelikan itu sangat sulit. Hanya upaya kita untuk memberi penyadaratahuan dan edukasi lingkungan di samping penegakan hukum yang tegas bagi para pemburu dan dan pedagang satwa liar dilindungilah yang mampu untuk mencegah mimpi buruk bagi kukang ini terjadi.

Yuk, dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait