Keseruan 3 R di Hari Bumi

18 Mei 2022
Heribertus Suciadi

Keseruan 3 R di Hari Bumi

oleh | Mei 18, 2022

Udah pada tau kan ya kalau Hari Bumi diperingati setiap tanggal 22 April? Nah, untuk memperingati Hari Bumi tahun ini, kami bikin dua acara yang dilakukan secara serentak nih di Kalimantan Barat. Satu rangkaian kegiatan di Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren di Kecamatan Muara Pawan, satu lagi di Desa Batu Lapis Kecamatan Hulu Sungai. Dua-duanya di Kabupaten Ketapang. Buat kalian yang nanya kenapa kok nggak dijadiin satu acara aja toh sama-sama di Ketapang, jadi Kabupaten Ketapang ini luas banget gengs, jarak tempuh dari pusat pembelajaran kami sampai ke Desa Batu Lapis ini bisa memakan waktu lebih dari tujuh jam. Makanya kita bikin acaranya terpisah aja biar semua dapat keseruannya tanpa mesti repot-repot perjalanan jauh.

Nah, berhubung Hari Bumi tahun ini adalah “Invest in Our Planet” di mana kita semua mesti sadar dan beralih ke gaya hidup yang berkelanjutan, kami ngadain acara ini dengan mengedepankan konsep 3R. Udah pada paham pastinya kan soal 3R? Ya betul, Reduce, Reuse, Recycle. Di Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren, konsep 3R dalam kegiatan ini diwujudkan dengan mengurangi (reduce) penggunaan plastik sekali pakai dengan mengarahkan peserta dan pengunjung untuk membawa tempat makan dan botol minum sendiri. Mendaur ulang sampah plastik (recycle) dengan membuat bungkus kerajinan dari bungkus kemasan bekerjasama dengan Bagian Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbahaya Dinas Perkim-LH untuk kemudian dipamerkan. Terakhir, kami mewujudkan konsep penggunaan kembali (reuse) barang bekas dengan menampilkan perkusi yang menggunakan barang bekas sebagai instrumen musiknya.

Ada lomba membaca puisi, lho, di peringatan Hari Bumi Yayasan IAR Indonesia 2022 (Rudiansyah | IAR Indonesia)

Pertunjukan perkusi ini dibawakan oleh anak-anak dari Zwagery Generation, komunitas konservasi di Ketapang yang bergerak dalam menyelamatkan satwa liar dan habitatnya melalui perspektif edukasi penyadartahuan dan budaya lokal dengan alat musik sederhana dari botol kaca, jerigen bekas, kaleng bekas, dan botol bekas minuman ringan. Selain perkusi, ada juga pembacaan puisi berjudul “Campur Tangan Manusia dan Lentera Mata” masih oleh anak-anak dari Zwagery Generation. Meskipun alatnya sederhana, musiknya merdu dan asyik lho, apalagi yang dibawakan tuh lagunya Gombloh yang judulnya “Lestari Alamku.” Jadi makin syahdu kaaan. Untuk penutupnya, ada penampilan teater dari Sanggar Mustike Tanah Kayong, yang merupakan pemenang lomba teater Pekan Peduli Orangutan yang diselenggarakan pada November 2021 lalu. Buat kalian yang penasaran Apa itu Sanggar Mustike Tanah Kayong, jadi itu tuh komunitas seni yang berasal dari Ketapang, tepatnya Desa Kuala Satong di Kecamatan Matan Hilir Utara. Di acara Hari Bumi ini, mereka membawakan dua lakon, “Ujang Kenceng dan Ujang Lelengop menangkap orangután” serta “Sekolah untuk Bumi”. Gak cuma taterer, mereka juga menampilkan pembacaan puisi dan syair gulung. Mereka ini masih berusia 12-15 tahun lho. Keren kan?

Oh iya, acara ini dibuka oleh direktur program kami, Karmele Llano Sanchez setelah sebelumnya ada sambutan-sambutan dari Dinas Pendidikan dan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim-LH) Kabupaten Ketapang. Karena acara ini diselenggarakan pada bulan puasa, kami juga ngadain buka puasa bersama. Tambah seru lagi karena ada ceramah konservasi mengenai eco-ramadan bersama Ustadz M. Nashir Syam, M.Pd.I, Sekretaris MUI Kabupaten Ketapang yang menjelaskan mengenai bagaimana mengurangi sampah plastik di bulan ramadan.

Direktur Program kami, Dr. Karmele Llano Sanchez sedang memberikan sambutan di hari ke-dua peringatan Hari Bumi 2022 (Rudiansyah | IAR Indonesia)

Kalau acara di Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren ini hanya satu hari dan menampilkan banyak pertunjukan, sedangkan di Desa Batu Lapis kami ngadain acaranya dua hari dan diisi berbagi lomba dan aksi.

Hari pertama, kami ngadain lomba membuat tempat sampah dari bahan bekas dan lomba kebersihan lingkungan. Pesertanya lumayan banyak loh, total ada 59 orang peserta yang berpartisipasi dalam lomba ini. Lombanya ini berkelompok ya gaes, datu kelompok berisi 2-3 orang yang terdiri dari anak dan orangtua. Anak-anak dan orangtua peserta lomba terlihat sangat antusias mengikuti lomba ini. Usaha dan kreativitas mereka dalam mengikuti lomba patut diacungi jempol. Dari hasil lomba ini, para peserta bisa bikian 45 tempat sampah baru dari barang bekas! Pemenang dipilih berdasarkan kerapian, keindahan, dan kreativitas. Ada lima kelompok yang terpilih menjadi pemenang dan mendapatkan hadih berupa perlengkapan sekolah dan alat tulis serta T-shirt dan tumbler. Para peserta lomba ini juga berharap, ke depannya lomba-lomba semacam ini diadakan lagi supaya mereka bisa terus belajar dan semangat sehingga bisa menjadi kebiasaan baik bagi lingkungan mereka.

Setelah lomba, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi pendidikan lingkungan hidup bersama anak-anak Desa Batu Lapis. Kegiatan ini difasilitasi oleh tim edukasi kami dan diikuti oleh 50 anak. Salah satu materi yang diberikan adalah membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Kerajinan tangan yang dibuat berupa tempat pensil dari botol plastik dan kardus bekas. Meskipun dari barang bekas, hasil kerajinannya ucul-ucul loh.

Para anak-anak penari tradisional turut memeriahkan acara ini (Rudiansyah | IAR Indonesia)

Hari kedua juga tidak kalah seru gaes, pagi-pagi kami udah menanam pohon dan keliling membersihkan sampah di sekitar pemukiman Desa Batu Lapis. Hasilnya terkumpul 158,7 kilogram sampah. Sampah didominasi dari plastik, terutama bungkusan sisa snack dan kantong plastik.

Malamnya kami ngadain pemutaran film buat warga desa. Film yang kami suguhkan adalah film dokumenter tentang orangutan dan inovasi pengolahan sampah plastik yang dijadikan tempat tanaman organik. Selain nonton film, kami juga mengadakan kuis buat para penonton yang berisi pertanyaan seputar satwa liar, sampah, dan film yang ditonton. Mereka juga antusias banget lho menjawab kuis-kuis ini sampai sepuluh paket hadiah yang kami sediakan berhasil mereka bawa pulang. Harapan kami sih, dengan adanya kegiatan ini, kepedulian masyarakatnya terhadap permasalahan sampah meningkat. Kami sengaja melibatkan anak-anak dan orangtuanya dalam berbagi kegiatan yang kami selenggarakan supaya semua generasi berperan aktif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Di Batu Lapis aja semua udah peduli sama sampah plastik. Kamu kapan?

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait