Halo Sobat #KonservasYIARI!
Monpai alias monyet ekor panjang dengan nama latin Macaca fascicularis merupakan jenis satwa liar yang banyak ditemukan hidup berdampingan dengan manusia. Sering sekali konflik antara monpai dan manusia tidak dapat dihindari.
Konflik tersebut dipicu oleh pembiasaan manusia memberi pakan kepada monpai seperti di tempat wisata. Sayangnya, pakan yang diberikan manusia tak jarang bukan pakan alami monpai.

Menurut Putra et al. (2017), monpai memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dengan pakan yang ada di sekitarnya seperti pakan antropogenik (dari manusia atau sampah). Pemberian makanan yang bersifat non-alami serta interaksi manusia dan monpai dapat meningkatkan risiko penularan penyakit zoonosis.
Lantas apa saja pakan alami monpai ya?
1. Buah-Buahan
Monpai memakan buah-buahan serta biji-bijian yang mengandung lipida. Buah-buahan diperoleh dari tumbuhan jenis dahu, hampelas, keranji, melinjo, dan Nangka. Buah merupakan bagian dari tumbuhan atau pakan alami yang paling disukai oleh monpai.

2. Daun Muda
Selain buah-buahan, pakan alami monpai adalah daun muda. Daun muda didapatkan monpai dari beberapa jenis pohon seperti bambu, bayur, hampelas, melinjo, dan matoa. Monpai memakan daun muda yang banyak mengandung selulosa.

3. Bunga
Monpai juga memakan bunga walaupun dalam jumlah yang sedikit. Bunga dan kuncup bunga diperoleh monpai dari tumbuhan waru dan waluhan.
Selain sebagai sumber pakan alami, tumbuhan tersebut juga digunakan oleh monpai untuk melakukan aktivitas lainnya seperti bermain, istirahat, dan grooming.
Apakah monpai satwa omnivora?

Ohiya Sobat! ternyata monpai merupakan salah satu satwa pemakan buah (frugivorous) dan tak jarang disebut juga sebagai hewan yang omnivora. Sebagai golongan omnivora yang memakan daging dan tumbuhan, makanannya bervariasi dari buah-buahan, daun, bunga, jamur, serangga, siput, rumput muda, dan lain sebagainya.
Bahkan monpai juga memakan kepiting. Tetapi, 96% konsumsi makanan mereka adalah buah-buahan. Kalau Sobat #KonservasYIARI suka makan buah juga tidak?
Stop beri makan monpai!
Sobat! sekarang ini banyak sekali tempat wisata alam yang sekaligus habitat alami dari monpai. Tak jarang masih ditemukan pengunjung yang memberi makan serta berinteraksi secara langsung dengan monpai. Kira-kira dampak apa ya yang bisa ditimbulkan dari interaksi tersebut?
Dampak dari memberi makan kepada satwa liar terutama monpai akan menyebabkan kebiasaan mereka mencari makan berubah. Bukan lagi mencari makan namun menunggu manusia memberikan makan. Selain itu, tak jarang manusia memberikan makan kepada monpai dengan makanan yang bukan makanan alami monpai!
Pemberian makan oleh manusia kepada monpai juga dapat menyebabkan adanya interaksi secara langsung, hal ini dapat meningkatkan penularan penyakit zoonosis. Monpai dapat menularkan penyakit kepada manusia, begitupun sebaliknya.
Sangat merugikan bukan? oleh sebab itu yuk kita stop memberi makan monpai di alam! Biarkan mereka hidup dengan bebas dan mengekspresikan perilaku alami. Selain itu, yuk kita turut serta menjaga hutan yang merupakan penyedia pakan alami monpai.
Elif Ivana Hendastari
Referensi :
Quinda B, Kanedi M, Nurcahyani N, Panjaitan RHP. 2013. Studi tumbuhan sumber pakan monyet ekor panjang (macaca fascicularis) di kawasan youth camp taman hutan raya wan abdul ranchman lampung. Jurnal Ilmiah : Biologi Eksperimen dan Keanekaramagan Hayati. 1(1):44-47.
Ismanto A, Nugroho, Piliang. 2016. Tiga macam ransum monyet ekor panjang macaca fascicularis dan pengaruhnya terhadap performa. Jurnal Primatologi Indonesia. 13(1):20-24.
ARA Putra, RPA Lelana, HS Darusman. 2017. Kajian one health: perilaku makan dan preferensi pakan monyet ekor panjang (macaca fascicularis) di hamparan sampah pasar ciampea bogor sebagai potensi penyebaran zoonosis. Jurnal Primatologi Indonesia. 14(2):8-14.
Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.