Jalan Ninja Untuk Konservasi Satwa

22 Okt 2021
Admin YIARI

Jalan Ninja Untuk Konservasi Satwa

oleh | Okt 22, 2021

So… siapa nih yang lagi kita omongin?

Robithotul Huda atau akrab disapa dengan Mas Huda. Dia ini salah satu manajer kompeten kami, gaes. Senior kami yang bergabung sejak 2011 ini udah melanglang buana mengepalai sejumlah kegiatan-kegiatan utama kami, dan saat ini memimpin program Resiliensi Habitat.

Waw, udah 1 dekade ya. Eh BTW kerjaannya Mas Huda ngapain aja ya? Belum cukup paham nih hehehe (laugh)

Hahaha, okee. Dijelasin yaa. Jadi, kerjaannya itu mengelola kegiatan-kegiatan yang sangat erat hubungannya dengan pelepasliaran dan pemantauan satwa, penjagaan habitat, pelibatan masyarakat untuk menjaga habitat, hingga penelitian. Bareng-bareng timnya, Mas Huda mempersiapkan lokasi pelepasliaran satwa, juga membantu pengembangan masyarakat dan edukasi konservasi di desa-desa wilayah konservasi.

Banyak juga ya kerjaannya. Jadi penasaran nih sama orangnya, boleh ketemu gak?

Boleh banget! Dipanggilin dulu ya

Halo Mas Huda, gimana kabarnya?

Halo..halo… sehat.

Mas Huda, penasaran nih sama awal mulanya berkarier di dunia konservasi itu bagaimana?

Awal mula ketertarikan saya di dunia konservasi itu dimulai dari masa kuliah saya. Saya dulu kuliah S1 di jurusan biologi Universitas Islam Malang. Pada awal masa kuliah, saya belum begitu tertarik dengan berkarier di konservasi. Saya cenderung fokus pada kegiatan ekstrakurikuler saya di bidang seni teater. Rupanya, justru dari kegiatan seni itulah ketertarikan saya terhadap isu konservasi mulai muncul. Saya mulai mencoba menggabungkan aktivitas kesenian saya dengan keahlian akademik saya di bidang biologi dan lingkungan. Contohnya dengan mengadakan kegiatan seni bertemakan lingkungan dan konservasi alam seperti membuat repertoar-repertoar bertemakan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup, penanaman, perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan lainnya. Sejak itulah saya mulai berpikir, apakah sebaiknya saya turut berkecimpung di dunia praktis konservasi. Oleh sebab itu saya mulai mengembangkan diri saya di dunia konservasi dan begitulah awal mula saya berkarir di dunia konservasi.

Wah, menarik, Mas. Berarti setelah kuliah, Mas Huda langsung bekerja di lembaga konservasi?

Ya, awalnya saya bergabung dengan Profauna. Di Profauna saya jadi semakin tertarik lagi untuk berkecimpung di dunia konservasi. Sebab pengalaman di Profauna sangat luas, terutama mengenai advokasi isu konservasi dan penyelamatan satwa di pusat penyelamatan satwa (PPS). Setelah dari Profauna, saya juga sempat bergabung dengan beberapa yayasan dan organisasi lingkungan, PPS, dan organisasi pemberdayaan masyarakat, sebelum akhirnya bergabung ke IAR Indonesia pada tahun 2011.

Pengalaman apa aja nih Mas yang pernah didapat semenjak bergabung dengan IAR Indonesia?

Kalau di awal, dulu saya masuk sebagai perawat monyet ekor panjang macaca. Kemudian saya berkesempatan untuk bergabung dengan tim pelepasliaran. Saya kemudian diberi tanggung jawab lebih untuk mengembangkan tim pelepasliaran ini menjadi Divisi Survey-Release-Monitoring (SRM), yaitu divisi yang fokus pada pelepasliaran satwa liar yang direhabilitasi di Pusat Rehabilitasi IAR Indonesia-Bogor.

Ooh, memang satwa apa saja yang pernah Mas Huda dan tim lepasliarkan?

Di antaranya yang pernah saya dan tim lepasliarkan itu ada mulai dari primata seperti orangutan, lutung, kukang, monyet ekor panjang, beruk, lalu burung-burungan seperti merak, julang dan rangkong-rangkongan, hingga reptil-reptil seperti kura-kura moncong babi.

Wow, banyak juga ya satwa yang pernah dilepasliarkan. Kira-kira selama berkarier di dunia konservasi ada pengalaman apa yang paling berkesan dan tidak pernah terlupakan?

Bagi orang yang bergerak di bidang perawatan dan rehabilitasi satwa itu momen yang paling berkesan itu adalah ketika satwa yang telah direhabilitasi berhasil dilepasliarkan. Itu adalah masa yang paling mengharukan bagi saya.

Ada juga pengalaman mengenai kegiatan pelepasliaran yang unik. Contohnya seperti ketika melepasliarkan beruk. Ternyata ketika dilepasliarkan di hutan, beruk tersebut tidak langsung beranjak masuk ke hutan, tetapi justru mengejar kami staf pelepasliaran dan berusaha untuk memeluk atau menggigit pakaian kami. Meskipun hal tersebut cukup membuat panik, namun hal tersebut secara otomatis menjadi hal yang bisa dikenang dan cukup seru.

Selain itu, adalah ketika waktu kegiatan kami juga sempat bertemu dengan salah satu pemburu atau orang yang melakukan aktivitas ilegal lain, saya pikir itu menjadi tantangan bagi kita karena ternyata setelah kita melakukan penyelamatan satwa liar, kampanye, dan penyuluhan terhadap masyarakat sekitar, ternyata masih ada saja yang melakukan beberapa aktivitas ilegal terhadap satwa liar dan habitatnya. Tetapi itu juga salah satu yang berkesan bagi kita karena itu yang menjadikan tantangan dalam pekerjaan ini.

Menarik banget cerita-ceritanya Mas! Mau tanya satu lagi nih, apa sih yang buat Mas Huda bisa bertahan di kerja konservasi selama hampir satu dekade ini?

Secara umum di konservasi harus berbasis hal-hal yang berkelanjutan. Aspek ekologi itu harus masuk di semua lini dan saya berusaha untuk memasukkan aspek ini dalam setiap usaha manusia. Contohnya pembangunan berkelanjutan, maka aspek ekologinya harus masuk dalam perencanaan pembangunan tersebut. Karena ada beberapa hal yang hanya bisa diberikan oleh alam, ada fungsi-fungsi yang tidak bisa digantikan oleh sistem manusia secara buatan. Misalnya aviari atau pengandangan burung, akan ada fungsi-fungsi alami yang tidak dapat dipenuhi oleh pengandangan burung. Burung memiliki fungsinya di alam yang apabila dipelihara di kandang maka burung tidak dapat menjalankan fungsinya sehingga alam kehilangan salah satu komponen pendukungnya.

Selain itu saya ingin membagikan pengalaman-pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan mengenai lingkungan hidup dan konservasi kepada orang-orang sekitar. Dimulai dari keluarga, tetangga, hingga masyarakat luas. Harapannya setelah membagikan ilmu dan pengalaman mengenai lingkungan hidup, generasi-generasi selanjutnya dapat meneruskan semangat dalam bidang konservasi alam.

Wah, menginspirasi sekali. Semoga semangat dalam menjaga alam bisa selalu konsisten ya Mas! Terima kasih banyak, Mas Huda!

Aamiin, sama-sama!

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait