Keseruan Conservation Camp Batutegi di Hari Primata Indonesia 2023

7 Feb 2023
Admin YIARI

Keseruan Conservation Camp Batutegi di Hari Primata Indonesia 2023

oleh | Feb 7, 2023

Bagaimana Sabtu-Minggu kalian? Diisi dengan apakah?

Sabtu-Minggu kali ini kami mengisinya dengan kegiatan yang positif, lho. Untuk memperingati Hari Primata Indonesia, kami bersama para pemuda dari Kabupaten Tanggamus, Lampung bersama-sama belajar mengenai konservasi sambil berpetualang dalam acara Batutegi Conservation Camp. Acara ini dilaksanakan pada pada tanggal 28-29 Januari kemarin di Kawasan Hutan Lindung Batutegi, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kegiatan yang diinisiasi oleh KPH Batutegi dan YIARI berkolaborasi dengan Kukangku dan Gibbonesia, serta komunitas peduli lingkungan di Tanggamus, Lampung ini dilangsungkan untuk menginisiasi pembentukan pemuda pro-konservasi.

Tahukah kamu apa itu pemuda pro-konservasi? Mereka adalah salah satu elemen masyarakat yang penting dalam upaya perlindungan alam ini. Para pemuda ini bisa menjadi generasi penerus kegiatan konservasi, terutama di Hutan Lindung Batutegi. Mengingat banyaknya kegiatan perusakan hutan di sekitar kita saat ini seperti penebangan ilegal, perburuan satwa liar, dan perambahan hutan, perlu adanya upaya untuk melindungi alam yang harus dilakukan bersama-sama oleh seluruh masyarakat dan pihak yang tinggal dan hadir di sekitar kawasan konservasi, dan dalam hal ini diwujudkan dengan pembentukan pemuda pro-konservasi ini.

Para peserta yang berjumlah 36 orang dan berasal dari berbagai komunitas pecinta alam ini berangkat dari Basecamp Yayasan IAR Indonesia di Air Naningan, Lampung pada siang hari. Selama perjalanan kurang lebih 2 jam menggunakan kendaraan darat dan perahu, akhirnya mereka sampai di Basecamp Yayasan IAR Indonesia di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Way Rilau. Setibanya para peserta, mereka mendirikan tenda masing-masing sebelum akhirnya berkumpul bersama panitia dan mendapatkan materi konservasi. Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan di Conservation Camp ini dikemas dalam kegiatan yang rekreatif sekaligus edukatif supaya para peserta bisa memahami dengan baik.

Para peserta Batutegi Conservation Camp sedang menonton bersama video edukasi konservasi bertemakan biodiversitas di Batutegi (Denny Setiawan | Yayasan IAR Indonesia)

Pada hari pertama kegiatan dimulai sekitar pukul 16.30 sore. Kegiatan dimulai dengan diskusi bersama Mas Huda, Senior Manajer Resiliensi Habitat Yayasan IAR Indonesia untuk berkenalan dengan keanekaragaman hayati di wilayah konservasi Hutan Lindung Batutegi. Setelah istirahat, sholat, dan makan malam, mereka mendapatkan materi konservasi lewat pemutaran video mengenai profil Yayasan IAR Indonesia dan video edukasi di pandu oleh Mas Huda dan Kak Agung, Manajer Kampanye Yayasan IAR Indonesia. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan sarasehan antara peserta dan panitia. Kami mengobrol santai mengenai tujuan pembentukan wadah untuk pemuda konservasi sekaligus sharing pengalaman-pengalaman unik dan berkesan selama berkegiatan di alam.

Besok minggunya, tepatnya jam 6 pagi, kami mulai hari dengan sarapan bersama dan senam. Kegiatan pagi dimulai dengan senam karena setelah itu kami langsung tancap gas dengan kegiatan di lapangan. Kegiatan lapangan pertama adalah penanaman bibit pohon loa, salam, dan beringin. Pada kegiatan ini kami bersama-sama menanam 18 bibit di sekitar sungai daerah Way Rilau.

Bersama KPH Batutegi, kami menanam 18 pohon di sekitar sungai di Kawasan Way Rilau Hutan Lindung Batutegi (Denny Setiawan | Yayasan IAR Indonesia)

Setelah kegiatan penanaman, kita melanjutkan dengan eksplorasi alam di sekitar Camp. Di sela-sela eksplorasi, ada juga pemaparan penggunaan camera trap alias kamera penjebak untuk pengamatan satwa liar. Selain itu, juga ada pengenalan rotan sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang bisa dimanfaatkan masyarakat di sekitar hutan. Kegiatan tracking ini berlangsung hingga tengah hari menuju kolam alam untuk rehat. Setelah itu para peserta kembali ke Camp untuk siap-siap kembali pulang.

Anggi Agustian, salah satu peserta Conservation Camp mewakili Komunitas Lentera Nusantara berpendapat bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang seru yang bisa menambah wawasan para pesertanya terkait konservasi di Lampung. “Pengalaman di sini kita bisa mendapatkan banyak sekali pengalaman, wawasan, ilmu, pengetahuan, yang sebelumnya memang kita kuranglah dalam hal itu. Jadi kita berterimakasih sekali kepada YIARI dan juga KPH Batutegi telah memberikan kita semua kesempatan untuk belajar bersama-sama tentang apa sih yang ada di KPH Batutegi ini terutama keanekaragaman hayati yang ada di sini,” ujarnya. Redi Yuliawan juga mengatakan kalau Kemah Konservasi ini sangat memuaskannya dalam mendapat ilmu lebih banyak terkait konservasi dan siap untuk menyebarluaskannya di komunitasnya. “Sudah ada dalam pikiran saya untuk mengikuti materi-materi yang sudah diberikan dan terutama melestarikan hutan dan populasi hewan-hewan yang ada di dalam hutan tersebut,” jelasnya.

Kak Aris dari Yayasan IAR Indonesia sedang menjelaskan penggunaan kamera penjebak dan fungsinya kepada para peserta Batutegi Conservation Camp (Denny Setiawan | Yayasan IAR Indonesia)

Penyuluh KPHL Batutegi Provinsi Lampung menyatakan kalau pihak KPHL Batutegi sangat terkesan dengan pembawaan materi konservasi yang menarik dan menyenangkan kepada para peserta. “Harapannya ke depannya bisa mengedukasi lebih banyak orang lagi terkait primata yang ada di Indonesia terkait kelestariannya, bagaimana cara kita melestarikan, bagaimana cara kita menindaklanjuti apabila kita menemukan pertunjukan-pertunjukan topeng monyet di jalanan, dan istilahnya, sekecil apapun itu perbuatan kita, kita bisa menyelamatkan primata dengan cara kita sendiri,” jelasnya.

Mas Huda sangat berharap bahwa dengan kegiatan ini , para peserta yang tergabung dengan komunitas pecinta alam ini dapat memandu komunitasnya untuk mulai memahami pentingnya konservasi hutan di sekitar mereka. “YIARI bersama KPH Batutegi mencoba merangkul komunitas-komunitas tersebut untuk bisa membantu dalam perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati yang berada di dalamnya dengan membuat kegiatan inisiasi forum pemuda peduli konservasi di lampung, khususnya di Tanggamus. Kegiatan ini adalah permulaan dan akan ditindaklanjuti dnegan kegiatan lainnya,” terangnya.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Sumber: Balai KSDA Sumatera Selatan

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait