BKSDA Bogor dan Yayasan IAR Indonesia Selenggarakan Peningkatan Kapasitas Dinas Pemadam Kebakaran Kota dan Kabupaten Bogor dalam Menangani Primata

5 Okt 2022
Admin YIARI

BKSDA Bogor dan Yayasan IAR Indonesia Selenggarakan Peningkatan Kapasitas Dinas Pemadam Kebakaran Kota dan Kabupaten Bogor dalam Menangani Primata

oleh | Okt 5, 2022

Upaya konservasi primata di Bogor tak jauh dari interaksi-interaksi negatif yang tak diinginkan antara satwa dengan manusia. Beberapa satwa liar seperti monyet ekor panjang mencari makanan hingga masuk ke pemukiman warga. Terdapat juga permasalahan dengan primata seperti lutung, owa, surili, beruk, dan kukang yang seringkali terlantar lantaran ditinggal pemiliknya ketika sudah bosan atau sudah enggan merawat. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup rumit mengingat sebagian dari primata ini masuk dalam daftar satwa yang dilindungi oleh Peraturan Menteri LHK 106 tahun 2018.

Untuk itu, kami bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota dan Kabupaten Bogor dalam upaya penanganan evakuasi primata di wilayah Bogor. Pihak Dinas Pemadam Kebakaran yang biasa disebut Damkar sudah berpengalaman dalam upaya penyelamatan satwa liar di daerah pemukiman warga, baik itu satwa domestik maupun satwa liar. Kerjasama penyelamatan satwa liar dengan Damkar Kota dan Kabupaten Bogor ini sudah terbangun dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Bogor (BKSDA Bogor) dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Kerjasama ini telah berhasil mengevakuasi banyak satwa liar dalam 2 tahun terakhir.

Tim Animal Management Yayasan IAR Indonesia memperagakan cara menangani satwa primata kecil. Dalam peragaan ini ditunjukkan cara menangani kukang (Rizazul Tri | IAR Indonesia)

Upaya penyelamatan primata maupun satwa liar lainnya haruslah tetap menggunakan prinsip
kehati-hatian, salah satunya adalah terkait potensi penularan penyakit zoonosis dari
satwa liar ke manusia maupun sebaliknya. Salah satu konsep yang tumbuh mengenai
hubungan manusia, satwa liar, dan lingkungan adalah Planetary Health. Konsep ini
lebih menekankan kemanunggalan kesehatan manusia, kesehatan hewan, kesehatan
tumbuh-tumbuhan, kesehatan lingkungan, dengan kesehatan planet bumi sebagai
sebuah kesatuan.

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Dinas Pemadam Kebakaran dalam Penyelamatan Penanganan Monyet Ekor Panjang dan Primata di Kota dan Kabupaten Bogor menjadi topik yang penting mengingat dalam 2 tahun terakhir, laporan penyerahan temuan primata terutama monyet ekor panjang di Bogor cukup sering. Melalui kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh BKSDA Bogor dan YIARI ini, diharapkan petugas pemadam kebakaran di Kabupaten dan Kota Bogor yang berhubungan langsung dengan penyelamatan satwa dapat menanggapi dan menangani penanganan primata khususnya monyet ekor panjang dan hewan lainnya secara efisien dan sesuai prinsip kesejahteraan satwa.

Ibu Lana Sari sedang menjelaskan mengenai prosedur evakuasi satwa liar di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten (Fattreza Ihsan | Yayasan IAR Indonesia)

Kegiatan ini diadakan secara terpisah untuk Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Bogor maupun di Kabupaten Bogor. Pelatihan diadakan pada Selasa, 27 September 2022 bertempat di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, dan pada Kamis, 29 September 2022 bertempat di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh petugas pemadam kebakaran yang berjumlah total 55 orang untuk kedua kantor tersebut.

Banyak pertanyaan mengenai teknis penanganan yang baik dan alur evakuasi satwa yang ditanyakan oleh para peserta kepada pemateri pelatihan. Kepala Bidang BBKSDA Jawa Barat Wilayah I Bogor, Lana Sari ,S.Pi,M.Sc, selaku pemateri menjelaskan beberapa poin penting dalam penyelamatan primata. “Pendataan adalah elemen penting dalam rangkaian evakuasi primata di Bogor, sebab sebelum dievakuasi perlu ada identifikasi terlebih dahulu”, ujarnya.

Dokter hewan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi, drh. Indri Saptorini menyatakan pentingnya untuk mengikuti kaidah-kaidah kesejahteraan satwa ketika menangani satwa liar yang hendak dievakuasi. “Perlu diketahui bahwa satwa baiknya terbebas dari rasa takut dan tidak nyaman ketika kita tangkap. Hal ini tentuanya untuk mengurangi stres pada hewan yang bersangkutan”, ujarnya.

Petugas Pemadam Kebakaran Kota Bogor mengajukan pertanyaan kepada narasumber terkait materi penanganan primata yang diberikan (Yuda Fitra | Yayasan IAR Indonesia)

Kepala Bidang Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, H. Sudiyanta, bahwa pelatihan ini sangat penting untuk dilakukan mengingat banyaknya pelaporan terkait evakuasi primata di Kabupaten Bogor. “Pelatihan ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan koordinasi untuk penanganan satwa liar di Kabupaten Bogor, supaya evakuasi dapat berlangsung cepat dan baik,” pungkasnya.

Kepala Bidang Pemadam dan Penyelamatan Pemadam Kebakaran Kota Bogor, Mochamad Ade Nugraha S.P M.E, menyatakan bahwa bahwa pelatihan ini adalah salah satu momentum untuk bekerjasama lebih lanjut terkait penanganan satwa liar yang berada di pemukiman warga dengan BKSDA Bogor dan Yayasan IAR Indonesia. “Pada kegiatan pelatihan penanganan primata ini cukup bagus terselenggarakan oleh BKSDA Bogor dan Yayasan IAR Indonesia. Anggota kami cukup antusias dalam menerima materi baik teori maupun praktek”, ujarnya.

Yuk, dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait