Albinisme pada Kukang dan Kerumitannya dalam Perlindungan Hewan

12 Nov 2021
Fattreza Ihsan

Albinisme pada Kukang dan Kerumitannya dalam Perlindungan Hewan

oleh | Nov 12, 2021

Taukah kalian apa itu hewan albino? Sebagian dari kita mungkin sudah tahu apa itu satwa albino. Fenomena albino pada hewan atau albinisme adalah fenomena hilangnya pigmentasi atau pewarnaan pada kulit, rambut, mata, atau sisik hewan. Peristiwa ini bisa terjadi pada satwa ikan, reptil, amfibi, maupun mamalia.

Albinisme terdapat dua jenis, albino total dan albino sebagian. Albino total terjadi lebih jarang daripada albino sebagian, alias lebih langka. Hewan albino adalah hewan yang tidak biasa, oleh karena itu banyak orang yang dibuat kagum olehnya. Tiap kali terdapat kejadian albinisme, peneliti sangat tertarik untuk meneliti hewan tersebut.

Alby si Kukang Albino (Foto: Denny Setiawan)

Pusat rehabilitasi kami juga sempat merehabilitasi salah satu kukang albino. Ia bernama Alby si Kukang Sumatra. Mulanya Alby diselamatkan pada Agustus 2018 oleh tim gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Wilayah III Bandar Lampung dan IAR Indonesia dari seorang remaja di Desa Kacapi, Lampung Selatan, yang akan memperdagangkannya secara online. Untungnya ia sempat diselamatkan dan selanjutnya dirawat di Pusat Rehabilitasi kami di Bogor, Jawa Barat.

Saat ini ia sudah hidup dengan bebas di alam. Ia dilepasliarkan dua bulan kemudian pada Oktober 2018. Alby si kukang albino memang sudah hidup nyaman di alam. Namun rupanya masih terdapat satwa-satwa albino lainnya yang tidak seberuntung Alby. Fenomena perdaganagan satwa albino tidak berhenti sampai disini saja. Sebab, perlu diketahui bahwa satwa albino adalah satwa langka, sehingga mereka biasa dihargai tinggi dalam perdagangan satwa ilegal.

Alby dilepasliarkan oleh BKSDA Bandar Lampung (Foto: Reza Septian)

Beberapa peristiwa bahkan menunjukkan bahwa terdapat satwa-satwa yang dirupakan sebagai hewan albino supaya dapat laku dengan harga tinggi. Hal ini banyak terjadi pada satwa primata seperti monyet ekor panjang dan kukang. Contohnya adalah Mukti yang masuk ke pusat rehabilitasi kukang kami Februari 2021 lalu. Ia sampai di klinik kami dengan penuh luka.

Penampakan rupa dan lukanya pun tidak wajar. Ia berbulu keputihan dengan luka bakar di kulitnya. Setelah dirawat oleh tim medis kami, rupanya luka yang ada padanya dikarenakan paparan zat kimia berbahaya yang mengenai kulitnya. Karena ia berasal dari penyelamatan perdagangan liar, kami menduga bahwa ia adalah kukang biasa yang hendak di-“albino”-kan supaya dapat terjual dengan harga tinggi. Praktik ini biasa kami sebut dengan nama bleaching atau pemutihan.

Mukti terbaring di klinik pusat rehabilitasi kukang kami di Bogor, Jawa Barat (Foto: Denny Setiawan)

Sayangnya, Mukti kurang beruntung. Meski telah kami rawat di pusat rehabilitasi kami, tidak lama setelah datang ia akhirnya mati karena malnutrisi. Kami menduga bahwa perlakuan yang buruk ketika Mukti masih diperdagangkan dan penggunaan zat berbahaya membuat Mukti tidak mampu bertahan hidup lama. Hal ini menunjukkan betapa berbahayanya praktik-praktik tersebut. Tidak hanya mendapat luka, namun satwa tersebut juga beresiko keracunan, malnutrisi, dan mati. Praktik ini juga berisiko mengubah perilaku satwa akibat dirawat dalam keadaan yang buruk.

Mukti terlihat dalam kondisi kesakitan (Foto: Denny Setiawan)

Fenomena albinisme harusnya merupakan fenomena alam yang istimewa. Namun, masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat mengancam satwa-satwa ini di alam. Perlu adanya pengawasan yang ketat dalam mencegah perdagangan satwa liar  di Indonesia. Selain itu diperlukan juga penyuluhan dan penyadartahuan bagi masyarakat luas untuk tidak memelihara dan memperdagangkan satwa liar.

Tugas kita sebagai manusia seharusnya adalah menjadi pelindung bagi satwa-satwa liar ini, baik yang mengalami albinisme maupun yang normal. Dengan begitu hewan-hewan tersebut dapat hidup dengan aman di alam.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait