Agustus, YIARI Selamatkan Lima Kukang Peliharaan

1 Sep 2015
Risanti

Agustus, YIARI Selamatkan Lima Kukang Peliharaan

oleh | Sep 1, 2015

BOGOR – Periode Agustus 2015 Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Satwa Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menyelamatkan lima ekor kukang eks peliharaan. Ke-limanya berasal dari serahan pemelihara secara sukarela ke YIARI dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat. Ke-lima ekor kukang jawa itu terdiri dari dua ekor jantan, dua ekor betina dan satu ekor bayi kukang. Mereka diberi nama Panpan, Cipan (bayi kukang), Kokom, Iwake dan Tara.

Panpan dan Cipan berasal dari serahan pemelihara yang mengikuti program Penerimaan Pengembalian Kukang (PPK) YIARI pada Agustus 2015. Sementara Kokom, Iwake dan Tara adalah kukang serahan pemelihara  BKSDA Ciamis dan BKSDA Bogor. BKSDA kemudian menitiprawatkan serahan kukang itu kepada Pusat Rehabilitasi YIARI di Ciapus, Bogor, Jawa Barat untuk dipulihkan sifat liarnya dan dikembalikan ke habitat alaminya. Dari ke-lima kukang itu, dua diantaranya memiliki hubungan darah, yaitu Panpan dan Cipan.

Tim medis dan eks pemelihara kukangmenunjukkan surat penyerahan dan totebag sebagai simbol 'Penerimaan Pengembalian Kukang  dari pemelihara kepada YIARI untuk direhabilitasi dan dilepasliarkan ke habitat alaminya

Tim medis dan eks pemelihara kukang menunjukkan surat penyerahan dan totebag sebagai simbol ‘Penerimaan Pengembalian Kukang
dari pemelihara kepada YIARI untuk direhabilitasi dan dilepasliarkan ke habitat alaminya

“Panpan adalah induk kukang yang melahirkan Cipan di dalam kandang peliharaan pada 10 Juli 2015 lalu,” ujar staf medis YIARI, drh. Nur Purba Priambada.

Pemeliharanya adalah seorang guru piano yang tinggal di Jakarta. Dia mengaku mendapatkan Panpan dari kerabatnya pada Mei 2015. Selama dipelihara, pada bulan pertama Panpan tidak mau makan dan tidak banyak aktivitas. Dia juga pernah dibawa ke dokter hewan sebanyak dua kali, tetapi nafsu makannya belum membaik.

Eks pemelihara kukang mengisi formulir 'Penerimaan Pengembalian Kukang  dan surat perjanjian tidak akan membeli dan memelihara kukang lagi

Eks pemelihara kukang mengisi formulir ‘Penerimaan Pengembalian Kukang
dan surat perjanjian tidak akan membeli dan memelihara kukang lagi

Pemiliknya kemudian ingin mengembalikan mereka ke habitat alaminya lewat Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi YIARI setelah mendapat informasi dari internet bahwa kukang adalah satwa liar dilindungi. Sesampainya di pusat rehabilitasi YIARI pada 7 Agustus 2015, Panpan dan Cipan segera menjalani pemeriksaan medis. Hasilnya, kondisi gigi Panpan sudah banyak yang dipotong, seperti gigi taring, gigi seri dan gigi geraham bagian depan.

“Kondisi gigi yang sudah dipotong itu juga berpengaruh pada nafsu makan Panpan, itu juga yang mengakibatkan postur badan Panpan pun terlihat kurus,” kata drh. Purba.

Sementara Cipan si bayi kukang selalu menempel di perut Panpan. Bayi kukang itu mengalami konjungtivitas, yaitu matanya mengalami infeksi sehingga terjadi pembengkakan. Untuk itu, Cipan perlu menjalani treatmen untuk pemulihan. “Setelah sekitar dua minggu menjalani upaya pemulihan, bengkak dan radang di mata Cipan sekarang sudah berkurang,” ujarnya.

 

Tim medis YIARI melakuken pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat terhadap kukang serahan pemelihara ke BKSDA Ciamis

Tim medis YIARI melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat terhadap kukang serahan pemelihara ke BKSDA Ciamis

Setelah Panpan dan Cipan, tim YIARI juga menyelamatkan dua ekor kukang jawa serahan masyarakat ke BKSDA Ciamis. 11 Agustus 2015, tim YIARI bergerak ke kantor Bidang KSDA wilayah III Ciamis Jawa Barat untuk memeriksa Kokom dan Iwake. Keduanya adalah kukang jawa berjenis kelamin jantan. Dari hasil pemeriksaan medis, Kokom mempunyai masalah kesehatan dan perilaku yang abnormal. Ada kebotakan pada daerah perut dan testis.  Perilakunya abnormal pada posisi berjalan, sementara kondisi gigi masih utuh. Ditemukan peluru senapan angin pada daerah lengan kanan dan mata atas bagian kiri.

Kokom, kukang jawa jantan hasil serahan pemelihara ke BKSDA Ciamis berada di dalam kandang

Kokom, kukang jawa jantan hasil serahan pemelihara ke BKSDA Ciamis berada di dalam kandang

“Kokom membutuhkan penanganan lebih lanjut, tim kemudian membawanya ke Pusat Rehabilitasi YIARI Ciapus Bogor untuk menjalani perawatan medis dan proses rehabilitasi,” ujar staf medis YIARI, drh. Fitri Yanti yang saat itu melakukan penjemputan.

Berbeda dengan Kokom, kondisi Iwake cukup baik dan sehat. Fisiknya bagus, giginya masih utuh dan perilakunya menunjukkan sifat satwa liar. Oleh sebab itu, Iwake segera ditranslokasi (dipindahkan) ke kandang habituasi di Gunung Sawal untuk dilepasliarkan. Di kandang habituasi yang berada di tengah hutan, Iwake dibiarkan beradaptasi dengan habitat liar. Sehingga, naluri satwa liarnya bisa kembali dengan sendirinya.

Staf Survey Release Monitoring (SRM) YIARI wilayah Ciamis, Hilmi Mubaroq mengatakan setelah beradaptasi selama dua minggu di kandang habituasi Gunung Sawal, perkembangan perilaku Iwake sangat bagus. “Kondisi Iwake mirip dengan kukang-kukang sebelumnya yang telah dilepasliarkan di Gunung Sawal, tingkat survival mereka selama di alam sangat bagus. Mudah-mudahan, nantinya Iwake pun seperti itu,” kata Hilmi. Rabu, 26 Agustus 2015 Iwake akhirnya keluar dari kandang habituasi dan dilepasliar di kawasan hutan Gunung Sawal. Saat ini, tim masih melakukan pemautauan Iwake di lokasi lepasliar.

Tim medis memindahkan Tara ke box transportasi untuk ditranslokasi (dipindahkan) ke Pusat  rehabilitasi YIASRi di Ciapus, Bogor

Tim medis memindahkan Tara ke box transportasi untuk ditranslokasi (dipindahkan) ke Pusat Rehabilitasi YIARI di Ciapus, Bogor

Masih dalam minggu yang sama di bulan Agustus, YIARI kembali menyelamatkan satu ekor kukang jawa berjenis kelamin betina eks peliharaan. Kukang bernama Tara itu berasal dari serahan pemelihara di Depok ke BKSDA Bogor. Setelah menerima laporan, tim bergerak menjemput Tara ke BKSDA Bogor kemudian memeriksa kondisi awalnya. Tara yang disimpan di dalam kandang berjeruji besi itu tampak masih berperilaku liar. Dari pemeriksaan tim medis, kondisi gigi Tara juga masih utuh. Saat ini Tara juga sedang menjalani rehabilitasi di YIARI untuk segera dilepasliarkan.

Tara saat berada di kandang peliharaan di kantor BKSDA Bogor

Tara saat berada di kandang peliharaan di kantor BKSDA Bogor

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait