30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

13 Mei 2017
Risanti

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

oleh | Mei 13, 2017

Penulis : Ivansyah

Sumber : nasional.tempo.co

TEMPO.CO, Kuningan – Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) wilayah Jawa Barat bersama dengan Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Primata IAR Indonesia serta Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tempo, kukang jawa yang terdiri dari 18 individu betina dan 12 individu jantan tersebut dilepaskan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai hari ini, Kamis, 11 Mei 2017. Kukang korban perdagangan secara online tersebut sebelumnya telah dipindahkan dari Pusat Rehabilitasi ke kawasan habituasi di Taman Nasional Gunung Ciremai secara bertahap sejak 19 April 2017. Mereka dibiarkan beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan alam sebelum akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya.

Wendi Prameswari, dokter hewan IAR Indonesia, menjelaskan sebenarnya kondisi kukang saat penyelamatan terlihat mengkhawatirkan. Sebab, kukang tersebut ditumpuk dalam kandang buah yang sempit oleh pedagangnya. “Tapi perilaku mereka masih cukup liar,” kata Wendi. Ini dikarenakan gigi mereka masih utuh karena belum sampai ke tangan pemelihara. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk pemulihan di pusat rehabilitasi hingga waktu pelepasliarannya.

Kukang atau yang dikenal dengan nama lokal malu-malu merupakan primate nocturnal atau aktif di malam hari. Kukang dilindungi oleh UU No 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999. Kukang juga termasuk dalam Apendiks I oleh Convention International on Trade of Endangered Species yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Namun, menurut Wendi, sekalipun kukang yang disita masih dalam kondisi liar, untuk memerdekakan mereka tetap membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup besar.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Sustyo Iriyono, menjelaskan bahwa saat ini kesadaran masyarakat Jawa Barat semakin besar untuk menyerahkan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data BBKSDA Jawa Barat, selama 2017 tercatat sebanyak 124 satwa liar dilindungi diserahkan oleh masyarakat. “Angka ini juga menunjukkan bahwa pemeliharaan satwa dilindungi pada masyarakat masih cukup tinggi,” katanya.

Untuk itu BBKSDA secara aktif melakukan tindakan persuasive untuk menggugah kesadaran masyarakat agar tidak menyerahkan satwa liar yang dilindungi.

Sedangkan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Padmo Wiyoso, menjelaskan bahawa setelah Gunung Ciremai definitif menjadi taman nasional, maka perlu untuk mengembalikan ekosistem ini mendekati kondisi aslinya. “Termasuk dengan mengembalikan keanekaragaman hayati satwa liar di dalamnya,” kata Padmo.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait