YIARI Translokasikan Orangutan Hamil dari Kebun Warga

19 Nov 2015
Heribertus Suciadi

YIARI Translokasikan Orangutan Hamil dari Kebun Warga

oleh | Nov 19, 2015

“Wah, Ina hamil,” seru drh. Ayu Budi Handayani, koordinator tim medis YIARI yang melakukan penyelamatan empat individu orangutan di Siduk, Matan Hilir, Utara, Ketapang, Kalimantan Barat (17/11). “Kerasa nih, ada kepala sama badan di perutnya,” tambahnya sambil memeriksa perut Ina. Ina adalah salah satu orangutan yang terjebak di hutan dekat perkebunan warga. Hutan yang ada sangat sempit sehingga orangutan ini seringkali masuk ke kebun warga. Karena hamil dan mengalami dehidrasi, drh. Ayu langsung memberinya cairan infus agar kondisinya tidak semakin parah ketika ditranslokasi ke tempat baru.
IMG_4242Warga yang merasa terganggu segera menghubungi YIARI untuk menangani orangutan tersebut. Menerima laporan warga, YIARI Ketapang langsung mengirimkan tim Human-Orangutan Conflict Response Team (HOCRT) untuk melakukan verifikasi dan survey. Tim HOCRT yang dikirim ke lapangan ini memkonfirmasi bahwa memang ada beberapa individu yang terjebak di hutan dekat perkebunan warga. Mendapat laporan dari tim HOCRT, YIARI ketapang segera menghubung BKSDA Kalimantan Barat SKW I  Ketapang untuk membahas operasi penyelamatan orangutan.
Dari hasil diskusi diputuskan bahwa orangutan ini akan ditranslokasikan ke area High Conservation Value (HCV) PT Kayung Agro Lestari (KAL). Lokasi ini dipilih karena berada tidak jauh dari lokasi penemuan orangutan serta kondisi hutan yang masih bagus. Nardi, Manager Konservasi PT KAL mengatakan, “sesuai dengan komitmen perusahaan (PT.KAL) terhadap pengelolaan dan penyelamatan lingkungan, maka pihak perusahaan mengalokasikan areal seluas 3,884 ha sebaga areal konservasi (HCV). Kami juga menerjunkan tim satgas konservasi kami untuk membantu proses penyelamatan dan translokasi dan menyediakan hutan seluas 2330 ha sebagai tempat pelepasan orangutan yang berhasil diselamatkan. “Kondisi hutan yang bagus serta adanya pohon pakan juga akan menjamin kelangsungan hidup orangutan di sini,” tambahnya.
IMG_4404
Selain Ina, YIARI bekerja sama dengan BKSDA SKW I Ketapang juga mentranslokasikan orangutan betina berusia sekitar 18 tahun bernama Ana dan Induk orangutan bernama Novia dan anaknya, Noval. Tim penyelamat menggunakan senapan bius untuk memudahkan pembiusan orangutan yang berada tinggi di atas pohon. Pembiusan ini dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan kondisi fisik orangutan, serta memudahkan tim penyelamat untuk memindahkan mereka.
Ketika diperiksa, kondisi Ana sangat bagus sehingga dia langsung dibawa ke hutan konservasi PT KAL. Novia dan Noval kondisinya juga cukup bagus meskipun Noval tampak ketakutan dan memeluk erat induknya ketika berhadapan dengan tim penyelamat. Ketika dibius, Novia tersangkut di atas pohon sehingga salah seorang anggota tim penyelamat harus memanjat pohon setinggi 20 meter untuk menjemputnya.
IMG_4262Setelah Novia sadar, mereka dibawa dalam kandang transportasi menuju hutan konservasi PT KAL. Hasil survey tim YIARI menyatakan hutan konservasi PT KAL seluas lebih dari 2.300 ha dianggap cukup layak sebagai tempat pelepasan orangutan. “Melihat kondisi hutan, pohon pakan, dan jumlah individu yang ada di sana, kami rasa HCV PT KAL layak untuk dijadikan tempat pelepasan,” ujar Gail selaku manager program YIARI Ketapang.
Sampai pertengahan November ini YIARI telah menyelamatkan 6 individu orangutan setelah sebelumnya pada bulan oktober lalu YIARI melakukan 11 kali penyelamatan orangutan.
 

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait