Memelihara kukang tak ubahnya menyiksa mereka. Hal ini setidaknya dibuktikan dari hasil pemeriksaan enam ekor kukang bekas peliharaan oleh drh. Ayu dan drh. Purbo dari YIARI Ketapang, Sabtu (9/7). Keenam pasang gigi taring kukang tersebut dipotong ujungnya. Bahkan ada satu ekor kukang yang gigi taringnya infeksi dan membusuk sehingga harus dicabut. “Biasanya mereka memotong gigi kukang dengan gunting kuku,” ujar drh. Purbo di sela-sela proses pemeriksaan medis di YIARI KEtapang. Gigi kukang dipotong supaya tidak menggigit pemiliknya. Akibat gigi yang dipotong, kukang mengalami kesulitan mengunyah bahkan kehilangan selera makannya. Efek lainnya adalah luka pada gigi kukang bisa menimbulkan infeksi pada mulut kukang sehingga mereka tidak bisa makan.
Seperti telah banyak diberitakan sebelumnya, YIARI Ketapang menerima tujuh kukang yang terdiri dari 6 kukang dewasa dan satu bayi kukang. Mereka adalah kukang yang disita oleh BKSDA Kalimantan Barat dari komunitas pecinta kukang di Pontianak. Mereka bernama Syelien, Bebi, Albert, Riana, Ria, Resta, dan Tasya.
Mereka tiba di YIARI pada tanggal 8 Juli 2015 untuk direhabilitasi. Untuk mengetahui tindakan rehabilitasi yang cocok untuk masing-masing kukang. Tim medis melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap masing-masing kukang. Pemeriksaan meliputi kondisi fisik, gigi, suhu, ukuran, berat badan, serta dilakukan foto rontgen pada masing-masing kukang untuk mengetahui kondisi tulang. Selain itu akan dilakukan monitoring untuk mengetahui kondisi perilaku kukang. “Harapannya sih sifat asli mereka tidak banyak berubah karena dipelihara. Soalnya pada banyak kasus, kukang peliharaan kehilangan sifat asli mereka, seperti bangun di siang hari dan tidur di malam hari. Padahal mereka adalah hewan nocturnal yang mestinya justru aktif di malam hari,” ujar drh. Ayu menjelaskan.
Hasil pemeriksaan menunjukan rata-rata kondisi kukang cukup bagus meskipun semua gigi taringnya dipotong. Akibat dipotong, ada satu ekor kukang yang mengalami infeksi pada gigi taringnya. Selain itu ada satu ekor kukang yang mata kanannya buta terkena peluru. Hal ini diketahui dari foto rontgen pada kukang tersebut. Selain di mata, foto rontgen juga menunjukkan ada peluru lainnya yang bersarang di lengan depannya.
Setelah selelsai menjalani proses rehabilitasi mereka akan dilepaskan di hutan lindung agar terjamin keamannya. “Kita belum tahu kapan bisa dilepas. Lamanya rehabilitasi tidak bisa diprediksi karena banyak factor yang mempengaruhi. Tapi saya optimis mereka semua bisa kembali ke alam bebas,” Ujar drh. Purbo menjelaskan.
Saat ini total ada 10 ekor kukang yang dititiprawatkan oleh BKSDA Kalimantan Barat. Selain tujuh ekor kukang yang sudah lebih dulu datang, ada 3 ekor kukang lagi hasil penyerahan anggota komunitas pemelihara kukang di Pontianak.