Sadis Taring Kukang Dicabut Paksa untuk Dijual

29 Jun 2015
Risanti

Sadis Taring Kukang Dicabut Paksa untuk Dijual

oleh | Jun 29, 2015

ayobandung.com – Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) banyak merehabilitasi kukang (Nycticebus sp) dalam kondisi mengkhawatirkan. Mayoritas, mereka tidak lagi memiliki taring akibat dicabut atau dipotong paksa oleh para penjual.

Gigi taring pada kukang (Nycticebus sp) berfungsi untuk bertahan hidup. Selain untuk memotong daging kadal, serangga, burung, bunglon, dan katak sebagai makanannya, taring juga berfungsi untuk melindungi diri dari berbagai macam serangan.

Kemungkinan terbesarnya, kukang (Nycticebus sp) yang tidak memiliki taring tidak akan mampu bertahan hidup di alam liar. Padahal, menurut staf medis YIARI, Dokter Hewan Nur Purba Priambada, daya tampung pusat rehabilitiasi kukang (Nycticebus sp) terbatas.

“Beberapa waktu lalu itu kami pernah menampung 150 kukang sitaan. Jumlah itu terlalu banyak, maksimal 120-an lah,” katanya kepada ayobandung.

Bukan hanya itu, kukang (Nycticebus sp) yang taringnya dicabut atau dipotong dengan paksa ini berisiko terserang infeksi. Akibatnya, napsu makan menurun dan kondisi fisik melemah. Jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat, infeksi bisa mengakibatkan kematian.

Dari ratusan kukang hasil sitaan yang masuk pusat rehabilitasi, sekitar 85 persennya sudah tidak memiliki taring.

Akibat keterbatasan tempat penampungan, pada 2012 lalu YIARI mencoba melepasliarkan satu kukang jawa(Nycticebus javanicus) tanpa taring ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Selama satu tahun penuh, YIARI memonitoring segala aktivitas kukang bernama Arjuna itu, sebelum melepaskan radio collar yang melingkari lehernya pada 2013.

Sebelum melepaskannya ke habitat, Arjuna direhebalitasi selama 2.5 tahun. Rehabilitasi ini perlu dilakukan untuk memulihkan kondisi dan mengembalikan karakter asli hewan yang masih satu kerabat dengan lemur itu.

Hasil monitoring menunjukkan Arjuna mampu bertahan hidup di alam liar. Tetapi, dia tidak lagi menjadikan katak, bunglon, kadal, dan burung sebagai makanannya. Kukang (Nycticebus sp) yang masuk pusat rehabilitasi pada 2009 silam itu, kini hanya mengonsumsi serangga dan nectar.(mega)

 

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait