Saat-Saat Menuju Kebebasan di Alam Liar!!

14 Apr 2010
Admin YIARI

Saat-Saat Menuju Kebebasan di Alam Liar!!

oleh | Apr 14, 2010


Oleh : -IHp-
Editor: Dyna & Nono
Minggu 4 April 2010, IAR Indonesia melaksanakan kegiatan pelepasliaran Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) tahap pertama di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Pelepas liaran ini dilakukan oleh team Release, termasuk dokter hewan dan staf edukasi

Berikut ini adalah laporan perjalanan yang buat oleh staf edukasi IAR, Indri Hapsari.

Tahap pertama ini akan dilepas 3 ekor kukang yaitu Anggrek, Colomo, dan Ocid. Mereka bertiga akan hijrah dari kandang rehabilitasi menuju habitat aslinya di alam liar.
Pertama, mereka ditanganii oleh tim medis untuk diperiksa kesehatannya terlebih dahulu. Setelah itu giliran animal keeper untuk memasukkannya ke dalam kandang angkut.

Sekitar pukul 08.30 tim berangkat menuju daerah Tenjolaya yang merupakan “pintu gerbang” untuk menuju lokasi release yang berada pada ketinggian 1300 m dpl Kawasan Gunung Salak. Waktu perjalanan yang ditempuh hingga sampai ke lokasi lebih 2,5 jam.
Sesampainya di lokasi, Kukang kemudian dimasukkan ke kandang habituasi yang telah disiapkan oleh staf IAR sehari sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kandang habituasi ini terbuat dari jaring/jala dengan ukuran 4 x 5 x 3 meter.

Sementara itu, tim Rescue meninggalkan mereka dalam kandang habituasi, menuju pos lain di ketinggian 1200an m dpl, jarak yang cukup jauh agar kukang tidak terganggu.
Sekitar pukul 18.00, beberapa anggota tim kembali ke kandang habituasi untuk memberikan pakan (ulat sagu, jangkrik, sawo, dan pisang kepok) sekalian melakukan observasi perilaku kukang.

Kukang biasanya tidur di siang hari dan pada menjelang malam mulai bangun untuk melakukan aktivitasnya dan mencari makan. Tim IAR melakukan tugas bergilir (shift) untuk observasi yaitu pukul 18.00-21.00; 21.00-00.00; 00-pagi.

Tanggal 5 April adalah hari dimana Kukang akan di keluarkan dari kandang habituasi. Dengan kondisi cuaca agak gerimis, pukul 18.00 staff IAR menuju kandang habituasi. Beberapa orang menyusun jalur keluar dari kandang habituasi yang diarahkan ke pohon di sekitarnya.

Sebelumnya, mereka di beri makan terlebih dahulu. Sekitar pukul 18.45, dalam kegelapan tim IAR mengamati proses kukang jawa tersebut keluar dari kandang habituasi. Saat itu, hanya lampu senter yang bercahaya merah yang boleh dinyalakan. Gerimis mulai berhenti namun angin bertiup sangat kencang membuat pepohonan di hutan bergoyang. Tepatnya pukul 19.00, satu ekor kukang, yaitu Anggrek, mulai keluar dari kandang habituasi. Dia terlihat bergerak lambat, namun sesaat kemudian dia bergerak sangat cepat dan menghilang. Kukang kedua, Ocid keluar lima menit kemudian. Terakhir adalah Colomo yang keluar sekitar 1 jam setelah Ocid. Colomo cukup sensitif pada cahaya, setiap kali dia mau keluar dan senter (cahaya merah) diarahkan ke dirinya, dia sering kaget dan kembali ke kandang habituasi.

Namun akhirnya semua Kukang kembali ke habitatnya, yaitu alam liar di hutan.
“Kami bebas!!” Mungkin kata-kata itu yang akan teriakan ketiga kukang jika mereka bisa berbicara.

IAR Indonesia secara bertahap akan melakukan peleas liaran sekitar 9 ekor Kukang Jawa lainnya .

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait