Rumah Baru bagi Para Korban Kebakaran Hutan

26 Nov 2015
Heribertus Suciadi

Rumah Baru bagi Para Korban Kebakaran Hutan

oleh | Nov 26, 2015

Jarum jam menunjuk pukul 9 malam ketika tim medis dan beberapa animal keeper YIARI Ketapang berdiri membentuk lingkaran di depan gedung karantina besar senin malam, 23 Oktober 2015. Hujan yang turun sejak semalam bertambah deras ketika tim medis mulai menakar obat bius untuk enam orangutan yang akan dikembalikan ke habitatnya. Di tengah kegelapan, Suherman membidik dengan cermat. “Slupp..” Dengan sumpit, satu per satu orangutan dibius dan diperiksa kondisinya untuk memastikan mereka siap untuk melakukan perjalanan. Masing masing orangutan membutuhkan waktu satu jam untuk pembiusan, pemeriksaan, dan pemindahan ke kandang transport. Menjelang pukul 03.00 tim berangkat menuju Resort Riam Berasap yang masuk di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Enam orangutan ini terdiri dari empat orangutan jantan bernama Kaisar, Kamsia, Karet, dan Sinar, serta dua orangutan betina bernama Mira dan Nelly. IMG_5354

IMG_5262Kaisar, Kamsia, Karet, Sinar, dan Mira adalah orangutan korban kebakaran hutan yang diselamatkan pada Bulan Oktober silam. Kaisar dan Karet masing-masing diselamatkan dari Jalan Ketapang Tanjungpura Km.5 dan Km 10, bersebelahan dengan lahan perkebunan milik PT SKM.  Kamsia dan Mira diselamatkan dari lahan perkebunan PT Limpah Sejahtera di Pelang, Sinar diselamatkan di Penjalaan, Melano, sedangkan Nelly diselamatkan dari daerah sungai besar bulan Maret lalu.

Berdasarkan data dari BNPB, luas hutan Indonesia yang terbakar mencapai 2,1 juta ha hanya dalam kurun waktu Juni – Oktober. Kebakaran ini ditenggarai disebabkan oleh pembukaan hutan yang nantinya akan dijadikan lahan perkebunan tanaman industri. Pembukaan lahan secara membabi buta ini merupakan ancaman yang paling nyata bagi kelangsungan hidup orangutan. Selama tiga bulan terakhir ini, YIARI sudah menyelamatkan tidak kurang dari 20 individu orangutan dari habitat mereka yang hancur oleh kebakaran hutan. Ketua Umum YIARI, Tantyo Bangun mengatakan, ”tahun 2015, jika mengacu pada Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan 2007-2017 seharusnya sudah tidak ada lagi orangutan yang di pusat rehabilitasi, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Tahun ini adalah rekor jumlah orangutan yang diselamatkan di dalam pusat-pusat rehabilitasi.”

IMG_5250Setelah diselamatkan, keenam orangutan ini menjalani perawatan di PPKO YIARI sampai kondisinya memungkinkan untuk kembali ke alam bebas. Setelah menjalani proses rehabilitasi dan kondisinya sudah sudah siap, mereka akan dikembalikan ke habitatnya. Saat ini keenam orangutan ini dalam kondisi sehat sehat dan siap untuk dilepaskan. Drh Ayu, koordinator tim medis YIARI mengatakan, “kondisi mereka sudah bagus, kemarin ada beberapa yang mengalami kekurangan nutrisi, tapi sekarang sudah sehat dan mereka siap untuk pulang ke habitatnya”

Pelepasan ini dilakukan di Taman Nasional Gunung Palung untuk menjamin keselamatan mereka. Gail, Manager Program YIARI mengungkapkan, “hasil dari kajian kelayakan habitat menunjukkan bahwa lokasi Riam Berasap memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan persentasi pakan orangutan yang tinggi. Hal ini sangat baik bagi kelangsungan ekosistem yang stabil”. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konservasi orangutan pun sangat baik dan mereka menyetujui kegiatan pelepasliaran di wilayahnya. Oleh karena itu, daerah Riam Berasap adalah pilihan yang cocok untuk pelepasan enam individu orangutan orangutan,” tambahnya lagi.

IMG_5646Hujan deras yang mengguyur mulai reda ketika tim yang terdiri dari YIARI, BKSDA, dan TNGP mulai berjalan menuju titip pelepasan. Dibantu oleh 25 porter lokal, tim berjalan masuk sejauh kurang lebih 4 kilometer. Jarak ini ditempuh untuk memastikan orangutan yang dilepaskan tidak keluar dari kawasan TNGP. Perjalanan yang dilakukan dengan memikul kandang transport plus orangutan seberat lebih 100 kg ini memakan waktu 4 jam. Masing-masing kandang dipikul oleh empat porter.

Kegiatan pelepasliaran di kawasan Taman Nasional Gunung Palung ini merupakan kerjasama program konservasi orangutan antara YIARI Ketapang dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang dan Taman Nasional Gunung Palung.

Tahun ini YIARI telah melepaskan 15 individu orangutan di kawasan Taman Nasional Gunung Palung. “Kami harap kita semua bisa bercermin dan prihatin akan kondisi dunia konservasi Indonesia saat ini dan bergerak bersama ke arah yang lebih baik,” pungkas Tantyo Bangun, Ketua Umum YIARI Ketapang.IMG_5791

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait