Bunga Citra Lestari, Mengejar Pendidikan di Kota Demi Meraih Cita-Cita

13 Apr 2020
Heribertus Suciadi

Bunga Citra Lestari, Mengejar Pendidikan di Kota Demi Meraih Cita-Cita

oleh | Apr 13, 2020

”Saya mau menjadi dokter. Saya ingin meringankan beban orangtua saya dan menggapai cita-cita saya,” ujar Bunga Citra Lestari dengan mantap ketika ditanya mengapa dia mau mengikuti program beasiswa Yayasan IAR Indonesia (YIARI). Menjadi dokter merupakan profesi yang didambanya sedari kecil. Gadis yang akrab disapa Bunga ini lahir di Dusun Nangai Dawai, 21 Juni, 16 tahun silam. Secara administratif, dusun ini masuk Desa Nusa Poring, Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

Sama seperti kampung yang masuk dalam wilayah Desa Mawang, kampung-kampung yang masuk dalam desa Nusa Poring juga terlibat secara langsung dengan program pelepasliaran orangutan yang dilakukan IAR Indonesia bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Anak anak dari kampung-kampung yang terlibat langsung dengan program tersebut mendapat tawaran untuk mengikuti program beasiswa, terutama anak-anak yang berprestasi tetapi tidak mampu secara finansial.

Secara finansial Bunga termasuk anak yang kurang beruntung. Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang kurang mampu. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya, orang tuanya bergantung pada hasil ladang dan hasil hutan, terutama kayu. Karena itu, sejak kecil gadis yang mempunya hobi menyanyi dan memasak ini sudah dibiasakan dengan pekerjaan berat seperti membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah tangga dan bahkan tidak jarang dia pergi menoreh karet dan menjualnya untuk mendapatkan uang tambahan. Itu semua dia lakukan untuk membantu meringankan beban kedua orang tuanya.

Bagi anak-anak tidak mampu seperti Bunga, sekolah sangat penting untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Mereka sangat berharap bahwa dengan sekolah mereka dapat membawa perubahan bagi hidup mereka ke depan. Di sisi lain meraih Pendidikan yang lebih tinggi bukanlah perkara yang mudah. Tidak adanya sekolah menengah atas di kampung mereka menyebabkan sekolah terasa sangat mahal karena mereka tidak hanya harus membayar biaya sekolah, tetapi mereka juga harus menanggung biaya hidup di kota yang tidak murah.

Itulah sebabnya ketika mengetahui adanya program beasiswa dari YIARI, tanpa banyak tanya, anak kedua dari tiga bersaudara langsung mendaftarkan diri. Bagi Bunga, program beasiswa ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Dia akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk membuka peluang yang lebih baik ke depan. Dia sangat berharap dengan mengikuti program ini terbuka peluang untuk bisa kuliah kedokteran.

Gadis yang kini belajar di SMU Santa Maria Nanga Pinoh ini rajin berangkat sekolah dan tidak pernah sekalipun alpa serta aktif di kelas. Bunga termasuk anak yang cerdas dan cepat dalam memahami pelajaran. Tidak hanya aktif di kelas, Bunga juga rajin mengikuti ekstrakurikuler pramuka dan futsal, bahkan gadis yang jago bela diri ini juga rajin mengikuti pertandingan karate di tingkat kabupaten.

Bunga tidak sendirian, bersama 16 temannya, mereka bersama-sama berjuang melanjutkan pendidikan di kota, jauh dengan keluarga mereka dengan sejuta harapan akan masa depan yang lebih cerah. “Bagi saya, pendidikan sangat penting, tidak peduli dengan dengan kemampuan saya yang terbatas, saya tidak akan menyerah,” ujar buah cinta dari pasangan Yohanes Nake dan Semi Wati ini. Dia sempat berpikir untuk mencari kerja untuk mengumpulkan uang jika setelah lulus SMP tidak ada biaya sekolah. “Adanya kesempatan beasiswa dari IAR ini membuat saya semakin termotivasi untuk menggapai impiannya sebagai dokter suatu hari nanti. Saya ingin membantu orang-orang di kampung saya yang masih kekurangan akses dan fasilitas kesehatan,” tutupnya.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait