Penyelamatan Satu Bayi Orangutan di Kebun Sawit

31 Jul 2018
Heribertus Suciadi

Penyelamatan Satu Bayi Orangutan di Kebun Sawit

oleh | Jul 31, 2018

International Animal Rescue (IAR) Indonesia bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang menerima penyerahan satu  bayi orangutan (Pongo pygmaeus) yang ditemukan pekerja di lahan perkebunan sawit milik perkebunan swasta di Desa Tanjung Pasar, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Jumat (27/7).
Bayi orangutan jantan berusia kurang dari satu tahun ini ditemukan oleh Rahman di kebun sawit yang digarapnya pada Kamis (26/7). Dia mengaku menemukan orangutan ini menangis sendirian di dalam semak-semak di dalam kebun sawit. Rahman melaporkan penemuannya ini ke manager kebun dan Rahman diminta untuk membiarkannya terlebih dulu. Manager kebun beralasan bahwa ada kemungkinan induk orangutan akan datang mengambil orangutan. Menurut Rahman, induk anak orangutan ini sudah berada di kawasan kebun sawit sejak dua bulan lalu.
Bayi orangutan ini akhirnya dilaporkan ke IAR Indonesia setelah Rahman menemukan orangutan ini di tempat yang sama keesokan harinya. Menindaklanjuti laporan ini tim IAR Indonesia dan BKSDA Kalbar segera meluncur ke lokasi penemuan orangutan. Berdasarkan pemeriksaan dokter hewan IAR, kondisi bayi orangutan ini mengalami dehidrasi ringan.
Orangutan Rahman dibawa ke Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan IAR Indonesia di Ketapang untuk mejalani pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Seperti bayi orangutan lainnya yang  juga kehilangan induk pada usia yang masih sangat muda, Rahman akan menjalani proses rehabilitasi yang panjang di IAR Indonesia. Rahman akan mempelajari kemampuan dasar hidup di alam bebas sebagai orangutan. Banyak hal yang perlu dipelajari seperti memanjat, mencari makan, dan membuat sarang.  Kemampuan dasar ini mutlak harus dikuasai sebelum orangutan bisa dikembalikan ke habitatnya.
 
Sadtata Noor, Kepala BKSDA Kalimantan Barat“Banyaknya kegiatan pembukaan lahan membuat orangutan terfragmentasi hingga sulit memperoleh pakan, akibatnya banyak orangutan yang masuk ke area aktifitas manusia. Sinergitas antara pihak pemerintah, masyarakat, hingga private sector perlu kita jalin dengan baik agar kelestarian satwa liar tetap terjaga”
Tantyo Bangun, Ketua Program IAR Indonesia “Populasi orangutan sekitar 80% berada di luar daerah konservasi, seperti kebun dan hutan produksi. Diperlukan partisipasi semua pihak agar populasi orangutan dapat terkelola dengan baik dengan menjaga hutan yang tersisa dan menciptakan koridor satwa liar, sehingga peristiwa terlantarnya bayi orangutan ini dapat dihindari.”

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

Artikel Terkait