Penyelamatan Orangutan di Riam Berasap

16 Mei 2019
Heribertus Suciadi

Penyelamatan Orangutan di Riam Berasap

oleh | Mei 16, 2019

Tim gabungan IAR Indonesia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Barat (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi (SKW) I Ketapang Resort Sukadana, Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) kembali menyelamatkan satu individu orangutan di Jalan Siduk-Nanga Tayap, Km. 3, Desa Riam Berasap, Kabupaten Kayong Utara (8/5).

Orangutan yang kemudian diberi nama Riam ini berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berusia sekitar 4  tahun. Penyelamatan orangutan ini bermula dari adanya laporan warga pada bulan April lalu yang menginformasikan keberadaan orangutan di ladang mereka. Setelah menerima laporan warga, tim Orangutan Protection Unit (OPU) IAR Indonesia berkoordinasi dengan BKSDA Kalbar Resort Sukadana untuk kemudian melakukan verifikasi.

Tim OPU IAR Indonesia yang melakukan verifikasi menemukan orangutan ini sedang memakan tebu di ladang milik warga. Menurut pengamatan tim di lapangan, orangutan ini terjebak di area sempit yang sudah terfragmentasi, terpotong oleh jalan raya dan perumahan warga.

Menindaklanjuti temuan tim verifikasi lapangan, IAR Indonesia bersama BKSDA dan BTNGP membentuk tim rescue untuk mengevakuasi orangutan ini dari kebun warga untuk nantinya dikembalikan ke habitat aslinya. Tim rescue ini bergerak dari kantor IAR Indonesia sejak pukul 6 pagi. Karena orangutan ini adalah orangutan liar, tim rescue menembak orangutan ini dengan peluru bius untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Proses pembiusan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus dilakukan oleh ahlinya. Tim medis yang berpengalaman menakar dosis obat bius sesuai perkiraan berat orangutan dan penembak jitu IAR Indonesia beraksi menembak bius orangutan ini.  Orangutan yang sudah tidak sadarkan diri ini kemudian ditangkap dan menjalani pemeriksaan secara cepat oleh tim medis IAR Indonesia.

Menurut drh. Temia, dokter hewan IAR Indonesia yang terjun langsung memeriksa orangutan,  kondisi orangutan ini secara umum terlihat bagus. “Kondisi orangutan ini terlihat baik, namun perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisinya, apalagi orangutan ini masih sangat muda,” ujarnya. Saat ini bayi orangutan ini berada di Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan IAR Indonesia di Sungai Awan, Ketapang untuk menjalani observasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

Permasalahan terkait hutan dan lahan menjadi penyebab utama masuknya orangutan ke dalam kebun milik warga. Kebakaran pada tahun 2015 menghanguskan sebagian besar hutan di wilayah ini membuat orangutan keluar dari habitat aslinya untuk mencari  makan. Alih fungsi hutan menjadi ladang dan kebun turut menyumbang meningkatnya jumlah orangutan yang mencari makan dan penghidupan di kebun-kebun milik warga.

Pernyataan Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor: Untuk kesekian kalinya BKSDA Kalbar, BTNGP dan IAR Indonesia berhasil melakukan penyelamatan orangutan. Namun demikian. ‘berhasil’ di sini belum menggambarkan penyelesaian masalah yang tuntas. Masih ada PR besar yang harus dituntaskan bersama. Penyelesaian yang menyeluruh dan berkelanjutan. Konflik satwa liar dan manusia meningkat dari waktu ke waktu. Kita pelu terus diskusi, dialog, serta membuka pikiran serta hati bersama seluruh stakeholder. Mari kita tuntaskan pekerjaan ini demi kelestarian satwa, kesehatan ekosistem dan kesejahteran manusia.

Pernyataan Kepala Balai TNGP, Ari M. Wibawanto: Konflik orangutan yang terjadi di sekitar kawasan TANAGUPA sebagian besar disebabkan oleh fragmentasi habitat akibat kebakaran hutan. Sejak tahun 2018 hingga sekarang, kami sudah menerima 3 individu orangutan liar yang ditranslokasikan di kawasan kami. Tentu saja dalam proses yang sudah dan sedang berjalan ini kami menyesuaikan dengan SOP yang sudah kami susun. Tantangan kita bersama untuk ke depannya adalah bagaimana kita bisa menyediakan kantong-kantong habitat baru bagi orangutan. Diharapkan para pihak baik Pemerintah, NGO dan juga pihak perusahaan dapat mengupayakan  kantong habitat yang saling terkoneksi satu sama lain agar kelangsungan hidup orangutan dapat terjaga.

Pernyataan Direktur IAR Indonesia, Karmele L. Sanchez: Ratusan orangutan telah diselamatkan oleh BKSDA Kalbar TANAGUPA dan IAR Indonesia selama 10 tahun terakhir ini. Kami sangat mengapresiasi laporan masyarakat setempat yang mengalami konflik dengan orangutan karena dengan melapor kepada kami, orangutan bisa diselamatkan dan tidak ‘mengganggu’ lagi. Meskipun demikian, ke depannya kita bersama para pemangku kepentingan, warga masyarakat serta pemerintah dan swasta perlu membuat strategi berkelanjutan supaya masyarakat dan orangutan bisa hidup damai di habitat yang sama.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait