Orangutan Berusia 20 Tahun Dilepas ke Hutan

1 Jun 2016
Heribertus Suciadi

Orangutan Berusia 20 Tahun Dilepas ke Hutan

oleh | Jun 1, 2016

Ketapang, thetanjungpuratimes.com-Setelah beberapa kali berhasil melepaskan orangutan hasil rehabilitasi di Gunung Tarak, Yayasan International Animal Rescue Indonesia (YIARI) bersama dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Ketapang, kembali melepas orangutan liar (Pongo Pygmaeus). Orangutan liar jantan dewasa yang diberi nama Jambu ini diperkirakan berusia lebih dari 20 tahun. Jambu dilepas di Hutan Lindung Gunung Tarak, Ketapang, Kalimantan Barat, pada Jumat (25/5).

Kegiatan pelepasan dimulai dengan pembiusan pada pukul empat pagi. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mobil menuju Hutan Lindung Gunung Tarak. Pukul 11 siang perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju titik pelepasan. Pelepasan ini juga dibantu oleh delapan orang porter yang ikut membantu mengangkut kandang berisi orangutan seberat 79 kg, dengan bobot total orangutan ditambah kandang mencapai sekitar 150 kg.

Tim pelepasan sampai di titik pelepasan pada pukul 14.30. Begitu pintu kandang dibuka Jambu langsung sigap memanjat dengan kedua tangannya, kemudian bergegas mencari makan.

Jambu diselamatkan dari kebakaran hutan di sekitar Sungai Jambu di Kecamatan Melano, Kabupaten Kayong Utara, bulan Desember 2015 silam. Ketika diselamatkan kondisinya terlihat kurus dan kekurangan nutrisi. Orangutan ini sudah berminggu-minggu berada di kebun rambutan milik warga karena habitatnya habis terbakar.

Ketika menjalani perawatan dan pemeriksaan, Jambu ternyata mengalami cedera pada kedua kakinya, sehingga tidak bisa digunakan dengan baik. “Kemungkinan karena kena peluru, kami menemukan ada belasan peluru senapan angin yang bersarang ditubuh Jambu. Kami mengetahuinya ketika melakukan pemeriksaan dengan sinar X secara menyeluruh ke tubuh Jambu,” ujar Christine Nelson, dokter hewan YIARI yang menangani Jambu.

Informasi dari tim Human Orangutan Conflict Response Unit dari YIARI, masyarakat di lokasi Jambu sering menembak orangutanya untuk mengusirnya, karena kondisinya inilah, tim medis memutuskan untuk memasang alat untuk radiotracking monitoring (transponder) di tubuh Jambu supaya tim monitoring bisa memantau perkembangan Jambu setelah dilepaskannya di Gunung Tarak.

“Kami yakin dia akan mampu bertahan hidup karena sebelumnya dia sudah mampu bertahan hidup dengan kondisi seperti ini. Dengan pengunaan alat tersebut, kita bisa lebih memastikan lagi kondisi orangutan ini,” ujar drh. Ayu Budi Handayani, Manager Perawatan Satwa yang memimpin kegiatan pelepasan ini.

YIARI Ketapang saat ini menampung hampir 100 individu orangutan. Selama kebakaran hutan di tahun 2015, diperkirakan sekitar 30 persen dari habitat orangutan telah hilang dan orangutan seperti Jambu termasuk orangutan yang beruntung karena dia bisa dapat kesempatan untuk kembali hidup bebas.

“Kita tidak tahu sampai berapa banyak orangutan yang telah kita hilang akibat kebakaran habitat. Kami berharap kebakaran hutan tidak akan terjadi lagi mengingat populasi orangutan sudah menurun drastis dan kita tidak tahu sampai kapan orangutan itu bisa bertahan hidup di alam,” ujar Ketua Program YIARI, Karmele Llano Sanchez.

(YIARI/Muhammad)

Sumber: http://thetanjungpuratimes.com/2016/05/28/orangutan-berusia-20-tahun-dilepas-ke-hutan/

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait