Menyuarakan Kepedulian

7 Sep 2015
Heribertus Suciadi

Menyuarakan Kepedulian

oleh | Sep 7, 2015

Di tengah keprihatinan akan situasi lingkungan dengan masalah kabut asap, kepedulian akan nasih OrangutanĀ  (Pongo pygmaeus) yang merupakan satwa endemik Kalimantan disuarakan. Kebakaran hutan dan lahan serta konversiĀ  habitat sedikit banyak akanĀ  berpengaruh terhadap keberadaan orangutan.

Pasalnya keberadaan orangutan mempunyai arti tersendiri, selain merupakan satu-satunya jenis Kera besar (Great Ape) yang ada di Asia, orangutan juga menjadi indikator keseimbangan sebuah ekosistem. Sebagai spesies payung, jika orangutan masih ada dalam suatu kawasan, berarti kawasan tersebut masih merupakan tempat hidup yang layak bagi satwa lainnya. Namun, sekarang tingkat keterancaman yang tinggi terhadap nasib hidup orangutan dan habitatnya menjadi sebuah perhatian seluruh masyarakat dunia saat ini lebih khusus di Kalimantan dan Sumatera.

Salah satu bentuk kepedulian terhadap orangutan maka setiap tanggal 19 Agustus di peringati sebagai Hari Orangutan Internasional. Berbagai kegiatan diadakan untuk memperingatinya, baik dalam bentuk kampanye dan lomba-lomba sebagai upaya untuk memperkenalkan orangutan dan fungsinya pada masyarakat luas.

Selain itu, yang berbeda dalam peringatan tahun 2015 ini adalah pemasangan baliho di dua kota di Kalimantan Barat yaitu Pontianak (tanggal 4 September 2015) dan Ketapang (tanggal 13 September 2015) yang berisikan ajakan melestarikan hutan sebagai tempat tinggal satwa yang sudah terancam punah ini oleh Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (Yayasan IAR Indonesia/YIARI) beserta pihak-pihak lain yang turut mendukung upaya konservasi orangutan seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat; Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura; dan Ikatan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Sylva Indonesia PC. UNTAN, Fakultas Kehutanan Untan untuk pemasangan baliho di Pontianak.

Pemasangan baliho ini juga sekaligus menyambut Tahun Keanekaragaman Hayati Indonesia 2016. Untuk kota Ketapang pemasangan baliho didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam seksi 1 wilayah Ketapang, Kepolisian Sektoral Kabupaten Ketapang, Telkom Indonesia, dan para donatur Yayasan IAR Indonesia.

Secara khusus, pemasangan baliho di bundaran Untan adalah wujud dari perjanjian kerjasama antara YIARI dengan Fakultas Kehutanan Untan yang ditandatangani tahun lalu. Kerjasama itu meliputi penelitian, upaya pelestarian hingga kampanye dan penyadartahuan masalah orangutan.

Tantyo Bangun, Ketua Umum YIARI mengharapkan kerjasama ini akan terus meningkat sehingga,ā€Melahirkan ahli-ahli orangutan yang paling kompeten, seharusnyaĀ  berasal dari Kalimantan Barat, di mana orangutan menjadi spesies kunci. Kami mendukung jika Universitas Tanjung Pura berminat untuk membentuk pusat penelitian orangutan,ā€

Gusti Hardiansyah, Dekan Fakultas Kehutanan menyambut baik upaya itu dan akan membicarakannya dengan fakultas-fakultas terkait,ā€Isu orangutan memang bukan lagi menjadi isu lokal atau nasional, tetapi juga sudah menjadi perhatian dunia,ā€ ujarnya. Gusti menambahkan bahwa dengan kita menjaga kelestarian habitat orangutan,Ā  maka kita turut menjaga kelestarian hutan tropis Kalimantan Barat.

YIARI adalah salah satu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang Konservasi dan Penyelamatan orangutan di kabupaten Ketapang. Yayasan IAR didukung oleh Pemerintah Daerah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, dan Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang setiap tahunnya selalu mengadakan peringatan Hari Orangutan se-Dunia.

Tahun 2015 ini, YIARI mengangkat tema ā€œMari Berperan dalam Penyelamatan Orangutanā€. Melalui tema ini, YIARI ingin mengajak semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian orangutan dan bukan hanya peduli, tetapi mulai berperan aktif dalam penyelamatan orangutan.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait