Lelatu Picu Kebakaran Enam Hektar di Lahan Warga

27 Agu 2018
Heribertus Suciadi

Lelatu Picu Kebakaran Enam Hektar di Lahan Warga

oleh | Agu 27, 2018

Ketapang, Kalimantan Barat – Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan dirasa makin perlu diwaspadai supaya tidak semakin meluas terutama di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan pusat-pusat konservasi lingkungan hidup. Salah satu kejadian yang baru terjadi adalah kebakaran yang terjadi pada enam hektar lahan milik Jalal, seorang dosen di STAI Al Haudl, Sungai Awan, Ketapang, Kalimantan Barat. Lahan tersebut terbakar dan lokasi kebakaran tersebut kurang dari satu kilometer dari Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan (PPKO) IAR di Sungai Awan, Ketapang, Kalimantan Barat. Kebakaran ini terjadi pada Kamis, 23 Agustus 2018, sekitar pukul dua siang.

WhatsApp Image 2018-08-26 at 16.30.31

Laporan akan kejadian kebakaran ini didapatkan dari petugas keamanan IAR yang bertugas di Pulau Kerbau – nama salah satu lokasi di dalam PPKO yang berjarak hanya ratusan meter dari lahan milik Jalal. Meski penyebab kebakaran tersebut tidak dapat dipastikan, namun pemicu kejadian ini diduga adalah lelatu (kilatan api) di kilometer tujuh yang kemudian terbawa angin dan mengenai tumpukan rumput kering yang baru saja ditebas, hingga menyebabkan api tersebut membesar dan menyebar.

 

Tindakan pemadaman api dilakukan bersama-sama melibatkan sejumlah pihak, yaitu selain dari tim IAR sendiri yang dipimpin drh. Adi Irawan, juga dibantu oleh pihak kepolisian Muara Pawan di mana Kapolsek Muara Pawan Iptu BambangHendri Utomo, langsung mendatangi lokasi kejadian bersama jajaran TNI yaitu Danramil Kapten Inf. Basri, Intel Bripka M. Hidayat dan Bripka Herlan dari Bhabinkamtibnas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).

WhatsApp Image 2018-08-26 at 16.30.32

“Untunglah pihak kepolisian dan jajaran TNI datang ke lokasi untuk membantu memadamkan dan dalam waktu lima jam, kebakaran telah bisa diatasi,” ujar drh. Adi Irawan, manajer IAR Indonesia di Ketapang. “Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi dan bantuan dari pihak kepolisian dan aparat TNI, karena tanpa bantuan dari mereka, kami tidak akan mampu mengontrol kebakaran.”

 

WhatsApp Image 2018-08-26 at 16.30.30

kebakaran tersebut mampu segera ditangani, namun hingga saat ini, tim dari IAR terus memantau lokasi tersebut dan di sekitarnya serta melakukan pencegahan dengan menyiram area di sekitar Pulau Kerbau supaya meminimalisir risiko munculnya kebakaran lanjutan yang bisa mengancam keberadaan masyarakat dan satwa liar yang ada di dalam wilayah PPKO dan sekitarnya.

 

Pihak BMKG Indonesia telah memberi peringatan minggu lalu bahwa teridentifikasi 798 titik api di provinsi Kalimantan Barat. “Rasanya tak percaya bahwa kami kembali mengalami musibah kebakaran hutan di area ini, seperti mimpi buruk yang berulang,” ujar Karmele Llano Sanchez, Direktur Program IAR Indonesia. “Tim kami di IAR Ketapang, dan juga tim patroli Manggala Agni telah berpatroli 24 jam per hari, namun kami tetap memerlukan lebih banyak alat seperti pompa air, pemadam api, dan banyak personel,” tambah Karmele.

 

Di sinilah diperlukan kerja sama semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terutama di lokasi-lokasi yang diperuntukkan bagi konservasi alam dan satwa liar.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

Artikel Terkait