CIAMIS,(PRLM).- Seekor primata dilindungi, Kukang Jawa ditemukan tidak berdaya, penuh luka di tepi jalan Desa Pamokolan , Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis. Binatang berwajah lucu dengan bola mata besar itu, akhirnya diamankan sementara di kantor Resort Konservasi Wilayah XIX Gunung Sawal.
Informasi yang dihimpun di kantor konservasi tersebut, Rabu (18/11/2015), binatang yang kondisi bandanya tampak lemah itu, ditemukan oleh Haris Kurnia , warga Dusun Kersamenak, Desa Pamokolan, pada hari Selasa (17/11/2015) sekira pukul 6.00 WIB. Saat ditemukan binatang tersebut tengah berjalan merunduk pelan di tepi jalan.
Ketika didekati, binatang yang hampir terancam punah tersebut , terlihat beberapa luka pada bagian kaki depan maupun belakang. Selain itu bagian matanya juga tampak kotor berair.
Melihat kondisi mengenaskan tersebut, Haris kemudian sempat membawa pulang kukang Jawa tersebut. Tidak berapa lama, yang bersangkutan menghubungi pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Ciamis.
“Begitu mendapat laporan, kami bersama dengan pihak terkait mengamankan Kukang Jawa yang kondisinya mengenaskan. Banyak luka di tubuh serta matanya sakit. Memang telihat lemah, akan tetapi masih agresif, menunjukkan masih liar,” tutur Kepala resort Konservasi Wilayah XIX Gunung Sawal, Warid, Rabu (18/11/2015).
Dia mengatakan bahwa untuk memastikan kondisinya, kukang tersebut harus diperiksa kondisi kesehatan dan fisik oleh petugas ahli. Kukang yang saat ini ditempatkan dalam kotak plastik dengan diberi alat kain, hanya sementara di tempatkan di kantor tersebut.
Untuk penanganan lebih lanjut, pihaknya bekerjasama dengan pihak International Animal Rescue (IAR) Ciamis. Setelah dipulihkan kesehatannya serta melalui beberapa uji kemampuan hidup di alam liar, kukang tersebut akan dikembalikan ke habitat semula yakni kawasan hutan lindung Gunung Sawal.
“Binatang tersebut satwa khas Gunung Sawal, saat ini kondisinya juga semakin langka. Lokasi penemuan tidak begitu jauh dengan tempat ditemukannya macan tutul Gunung Sawal pada hari Senin (9/10/2015),” ungkapnya.
Warid memerkirakan kukang yang termasuk binatang yang aktif pada malam hari atau nocturnal yang diterimanya, sudah dewasa. Hal itu berdasar pada ukuran kukang, serta fisik keseluruhan binatang tersebut.
“Kukang tersebut sudah termasuk dewasa. Pergerakkan gukang tidak begitu cepat, senang berjalan dari dahan ke dahan. Aktivitasnya lebih banyak dilakukan malam , sehingga siang hari lebih banyak bersembunyi,” tuturnya.
Sementara Ahmad, salah seorang pegawai di Resor Konservasi Gunung Sawal, mengatakan jaritengah tanganna digigit ketika hendak memindahkan kukang tersebut ke dalam kotak plastik. Hal itu terjadi ketika memegang bagian punggung, kukang langsung bereaksi menggigit jari.
“Kelihatannya lemah. Akan tetapi begitu punggungnya dipegang, hendak dipindah, kepalanya langsung membalik dan menggigit jari. Kukangnya masih liar,” tuturnya. (Nurhandoko Wiyoso/A-108)***