Dari hasil survei tersebut, sebanyak 60 persen warga sama sekali tidak mengetahui Kukang (Nycticebus sp). Sementara sisanya, dinyatakan mengetahui Kukang (Nycticebus sp) dengan nama yang berbeda, yakni Kuskus (Ailurops ursinus).
Analis Sosial YIARI, Hamdal Kkairuzani mengatakan warga Indonesia bukannya tidak mengenali Kukang (Nycticebus sp), mereka hanya kurang mendapat informasi terkait salah satu hewan malam tersebut. Terlebih bentuk Kukang (Nycticebus sp) dan Kuskus (Phalanger maculatus) nyaris serupa.
“Mereka bukan tidak mengenali Kukang. Ketika saya menunjukkan gambar mereka langsung menyebut ‘itu Kuskus, binatang malam yang jalannya pelan’,” katanya kepada ayobandung, saat ditemui di Cikapundung Timur.
Penyebab lain kesalahpahaman tersebut, menurut Hamdal karena selama ini para penjual Kukang (Nycticebus sp) menawarkan dengan nama Kuskus (Phalanger maculatus).
Lebih dari dua tahun lalu, penjualan Kukang (Nycticebus sp) terjadi secara bebas. Hewan yang spesiesnya hanya ada di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan itu dikurang dalam sangkar kecil oleh para pedagang hewan. Salah satu lokasi penjualannya di depan Bandung Indah Plaza (BIP) Mall.
“Para pedagang itu sekarang mengerti, Kukang hewan liar yang dilindungi, makanya tetap menyamarkan namanya dengan Kuskus,” tambah Hamdal.
Sebagai informasi, ada lima spesies Kukang (Nycticibus sp) yang hidup di Asia. Dua di antaranya, hidup di Burma dan Vietnam. Sementara tiga spesies lainnya tersebar di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Kerabat terdekat hewan yang memiliki wajah imut ini adalah Lemur (Lemures), primata yang hidup di Madagaskar, Afrika.
Sementara Kuskus (Phalanger maculatus) adalah salah satu hewan marsupial atau mamalia berkantung. Kerabat terdekatnya adalah sudah tentu Kanguru (Macropus giganteus). Hewan ini tersebar di Sulawesi dan lebih banyak beraktivitas pada siang hari. (Mega)
Sumber : www.ayobandung.com