Kini, Kami punya gigi!!

7 Agu 2012
Admin YIARI

Kini, Kami punya gigi!!

oleh | Agu 7, 2012

Oleh: Okta Wismandanu
Editor: IHp_Edu
Manusia memiliki akal dan pikiran untuk mencari cara agar dapat memuaskan keinginannya. Namun,  tidak semua cara berakibat baik bagi makhluk hidup lain, beberapa cara-cara tersebut dijadikan alat untuk memenuhi keserakahan manusia. Seperti yang terjadi pada kukang. Wajah yang lucu, mata yang indah, ukuran tubuh yang mini dan ditutupi oleh bulu yang terlihat halus membuat orang tertarik untuk memilikinya.
Sayangnya, kukang memiliki satu hal yang dianggap berbahaya: GIGI TARING. Gigi taring kukang sangat tajam dan dapat melukai kita. Selain itu, saat racun sudah menempel di gigi kukang, orang yang tergigit dapat terkena efek buruk. Seperti pusing, mual bahkan dapat menyebabkan kematian. Namun, manusia tak kurang akal, para pecinta kukang melumpuhkan ‘bahaya’ yang dimiliki kukang dengan memotong gigi-giginya agar satwa ini terlihat lebih ramah dan dapat dijadikan peliharaan. Padahal gigi taring kukang berfungsi dalam proses pencarian pakan serta sebagai alat pertahanan diri dari predator di alam.  
Yayasan IAR Indonesia bekerja keras untuk merehabilitasi dan melepasliarkan kembali kukang-kukang ke habitat alaminya. Dalam proses pengembalian kukang-kukang ke alam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti kondisi kukang tersebut dari segi kesehatan fisik maupun psikologisnya serta kemampuan bertahan hidup di alam.  Salah satu prasyarat utama seekor kukang dapat dikembalikan ke alam adalah dilihat dari kondisi giginya terutama gigi taring. Kondisi gigi yang sudah rusak karena telah dipotong atau dicabut oleh pedagang membuat kesempatan mereka untuk kembali ke alam semakin kecil. 
Hambatan yang dimiliki oleh pusat rehabilitasi ini adalah banyaknya kukang dengan kondisi yang kurang baik terutama menyangkut masalah gigi taring sehingga kesempatan mereka untuk dilepasliarkan semakin kecil.  Hal ini pula yang menyebabkan semakin terbatasnya daya tampung pusat rehabilitasi ini, sehingga kesempatan kami untuk melakukan rescue dan rehabilitasi kukang semakin kecil. 
Pada bulan Juli 2012 kami kedatangan tamu istimewa dari Inggris yaitu Dr Lissa Milella dan Gerhard Putter MRCVS.   Mereka adalah ahli bedah gigi.  Keduanya merupakan relawan yang memiliki perhatian terhadap pelestarian satwa.  Salah satunya dengan memperbaiki gigi taring kukang.
Metode yang digunakan untuk memperbaiki gigi taring kukang oleh kedua ahli bedah gigi tersebut adalah metode crown remodeling.  Bagian gigi yang ditambahkan adalah bagian mahkota gigi. Kukang yang masih memiliki akar gigi yang baik serta kondisi gusi yang sehat adalah syarat utama metode ini dapat diterapkan. Bersama tim medis Yayasan IAR Indonesia, Dr Lissa dan Gerhard melakukan seleksi untuk melakukan crown remodeling terhadap kukang –kukang yang beruntung. 
Akhirnya 4 kukang telah dipilih. Keempat kukang ini adalah Plika (N. coucang), Charles (N.java), Philips (N.java) serta Pluto (N.Java).  Operasi crown remodeling ini membutuhkan waktu 2-3 jam.  Metode yang dilakukan adalah dengan menambahkan bahan khusus yang dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai gigi taring kukang.  Sebelum ditambahkan, gigi harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak ada kuman penyakit yang tertinggal di bagian akar gigi. Selain itu dilakukan juga pengukuran bagian akar sampai mahkota gigi sehingga gigi yang dipasang sesuai dengan ukuran dan bentuknya.    
Selain membutuhkan tenaga ahli yang mumpuni dan peralatan yang memadai, operasi ini juga membutuhkan biaya yang tidak murah.  Metode operasi penambahan gigi taring pada kukang ini adalah metode yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan mungkin dunia. 

Keberuntungan berpihak pada keempat kukang tersebut, mereka sekarang memiliki gigi.  Meskipun saat ini mereka masih dalam tahap rehabilitasi, kesempatan mereka untuk kembali ke rumah di alam liar semakin tinggi.  Mari berharap semoga hal tersebut  tidak membutuhkan waktu yang lama lagi.
Salam lestari!

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait