IAR Indonesia berkolaborasi dengan Polsek Muara Pawan dan dua komunitas pemuda penggiat konservasi yaitu Kami Pencinta Alam (Kamipala) dan Pongo Ranger Community (PRC) merayakan International Orangutan Day dengan melakukan pendidikan lingkungan kepada siswa-siswi SMK Negeri 1 Muara Pawan. Senin (19/8). Mengambil tema Menyelamatkan Alam untuk Masa Depan, materi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah Pencegahan Kebakaran Hutan, Dampak Kebakaran Hutan, Hubungan Rawa Gambut dengan Kebakaran, Pendidikan Lingkungan hidup di Sekolah. Masing-masing materi disampaikan oleh Polsek Muara Pawan, Kamipala, IAR Indonesia, dan PRC. Tema yang diambil ini memiliki makna bahwa alam adalah aset beharga untuk keberlangsungan hidup di masa depan, baik untuk manusia maupun satwa.
Bukan tanpa sebab materi kebakaran sangat ditonjolkan di peringatan hari Orangutan Internasional ini. Musim kering di pertengahan tahun ini memicu banyak kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatera, tidak terkecuali di Ketapang. Puluhan titik panas muncul di Ketapang hampir setiap hari, bahkan kebakaran juga terjadi tidak jauh dari tempat rehabilitasi IAR Indonesia di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang. Di sela aktivitas pemadaman kebakaran yang mengancam pusat rehabilitasi orangutan, IAR Indonesia tetap antusias untuk merayakan peringatan hari orangutan Internasional dan berbagi kasih dengan satwa kebanggan Kalimantan ini.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan sekolah dan peserta didik dapat turut aktif dalam menjaga habitat orangutan dari ancaman kebakaran. Selain itu, informasi yang didapat oleh peserta didik dapat disampaikan kepada keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka untuk tidak membakar hutan dan lahan di saat musim kemarau panjang.
Kapolsek Muara Pawan yang diwakili oleh Bripka Herlan selaku Bhabinkamtibmas Desa Sei Awan Kiri mengharapkan semua pemangku kepentingan ikut berperan aktif dalam penanganan Karhutla. “Saya berharap masyarakat sadar akan pentingnya lingkungan bersih dan bebas dari kabut asap,” ujarnya.
Selain kegiatan pendidikan lingkungan, IAR Indonesia juga melaksanakan lomba permainan tradisional berupa estafet kelereng menggunakan bambu kering di Taman Baca Desa Pematang Gadung. Melalui berbagai permainan tradisional ini, IAR Indonesia berharap anak-anak melestarikan permainan-permainan yang mengangkat kebudayaan lokal, dan terutama bisa lebih dekat dengan alam dan memanfaatkan alam secara berkelanjutan tanpa merusaknya.
Perlombaan bernuansa lingkungan hidup juga diperkenalkan kepada peserta lewat permainan ular tangga konservasi. Tidak seperti ular tangga pada umumnya, papan permainan ini berukuran 4 x 4 meter dan dalam setiap kotaknya berisi pengetahuan tentang kehidupan orangutan beserta ancamannya. Melalui media permainan ini, anak-anak menjadi lebih mudah memahami materi dan tentunya menyenangkan untuk anak seusia mereka.
Tidak lupa, IAR Indonesia juga memberikan beberapa hadiah kepada para juara yaitu perlengkapan sekolah dan botol minum yang dapat mereka gunakan di sekolah untuk dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Seperti yang kita semua ketahui, sektor sekolah juga salah satu penyumbang sampah plastik yang terbanyak. Oleh karena itu, melalui peringatan IOD 2019 ini, IAR Indonesia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyatukan aksi untuk menjaga alam, menjaga habitat orangutan, dan mengurangi penggunaan plastik untuk Indonesia yang lebih baik.