Induk dan Anak Orangutan Kembali Pulang ke Taman Nasional Gunung Palung

11 Apr 2016
Heribertus Suciadi

Induk dan Anak Orangutan Kembali Pulang ke Taman Nasional Gunung Palung

oleh | Apr 11, 2016

BKSDA Kalimantan Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) bekerjasama dengan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Ketapang melepaskan induk dan anak orangutan pada Senin (4/4). Kegiatan pelepasan ini dilakukan di Dusun Parit Bugis, Desa Simpang Tiga, Kabupaten Kayong Utara yang termasuk dalam kawasan pengelolaan TNGP.

Ini adalah kali keempat kalinya BKSDA dan YIARI Ketapang melakukan kegiatan pelepasliaran di TNGP. Sebelumnya, pada bulan Februari 2015 silam, enam individu orangutan dilepaskan di kawasan Batu Barat, menyusul pelepasan 3 individu di kawasan Batu Barat pada bulan Juni 2015 silam dan pelepasan 6 individu orangutan di resort Riam Berasap bulan November 2015 lalu. Total ada 17 individu orangutan yang telah dilepasliarkan di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung.

DSC_8181Pelepasliaran ini dihadiri pula oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung, Dadang Wardhana. Dadang menyatakan, “Kegiatan pelepasliaran orangutan ini merupakan kerjasama yang baik antara BTNGP dengan YIARI dan BKSDA Kalbar. Dengan dilepasliarkannya orangutan di kawasan TNGP diharapkan kehidupannya lebih terjamin karena kondisi hutannya relatif masih bagus dan statusnya merupakan kawasan konservasi yang dilindungi.Kerjasama dan partisipasi semua pihak perlu terus ditingkatkan untuk,melindungi populasi serta habitat orangutan dan satwa liar lainnya, baik di kawasan TNGP maupun di hutan yang merupakan daerah penyangga TNGP.”

Pada pelepasliaran kali ini YIARI dan BKSDA melepaskan 2 individu orangutan, satu orangutan betina dewasa serta anaknya yang masih bayi. Mereka adalah Mama Nam dan bayinya yang diselamatkan dari perkebunan karet milik warga di Semanai, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Januari silam.

IMG_9172Ketika diselamatkan kondisi Mama Nam sangat memprihatinkan, tubuhnya kurus kering dengan tulang-tulang yang menonjol. Tim medis memperkirakan sudah beberapa hari dia tidak makan karena hutan sudah habis terbakar. Karena kondisinya itu, tim penyelamat memutuskan untuk membawanya ke Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan YIARI di Ketapang untuk mendapatkan perawatan sebelum di pindahkan ke hutan yang layak. “Sangat penting untuk memastikan kondisi kesehatan mereka sebelum mengembalikan mereka ke habitatnya, ujar drh. Ayu Budi Handayani, Manager Animal Care YIARI. DSC_8200

Setelah menjalani rehabilitasi selama hampir tiga bulan di Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan di Ketapang, Tim medis menyatakan Mama Nam dan bayinya sudah cukup bagus keadaanya untuk dikembalikan ke habitatnya. “Kondisi fisik Mama Nam dan bayinya sudah bagus, berat badannya sudah ideal dan mereka terlihat bugar,” jelas drh Ayu.

DSC_8241Kegiatan yang dimulai dengan pembiusan orangutan sejak pukul 03.00 ini berlangsung sampai pukul 11.00. Dibantu oleh 6 orang porter lokal, kegiatan berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Pembukaan kandang dilakukan oleh drh. Ayu Budi selaku Manager Animal Care YIARI dan Dadang Wardhana selaku Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung. Begitu pintu kandang dibuka Mama Nam langsung melesat ke atas pohon sambil menggendong bayinya.DSC_8314

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait