IAR Kembali Lepas Liarkan Sebelas Orang Utan

20 Jun 2017
Heribertus Suciadi

IAR Kembali Lepas Liarkan Sebelas Orang Utan

oleh | Jun 20, 2017

Populasi Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Bertambah

KETAPANG – Satu orang utan kembali dilepasliarkan oleh International Animal Rescue (IAR) Indonesia dan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat. Orang utan betina yang berusia sekitar 10 tahun tersebut dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Kabupaten Melawi, Rabu (29/3) lalu. Sampai saat ini, IAR Indonesia telah melepaskan 11 individu orang utan di TNBBBR.

Orang utan yang diberi nama Mimi ini berasal dari Sintang, yang diserahkan oleh BKSDA Kalbar pada Mei 2011 silam. Selama 5,5 tahun, Mimi menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi dan Penyelamatan Orangutan IAR Indonesia di Ketapang. Selama itulah Mimi belajar memanjat, mencari makan, dan membuat sarang layaknya orang utan.

Sama seperti orang utan rehabilitasi lainnya, Mimi menjalani rehabilitasi di sekolah hutan, di mana dia belajar untuk memanjat, mencari makan, membuat sarang, serta mempelajari berbagai kemampuan bertahan hidup lainnya. Setelah dirasa sudah menguasi kemampuan bertahan hidup, mereka dipindahkan ke pulau pre-release untuk di-monitoring.

Hasil monitoring, selama di pulau pre-release IAR Indonesia Ketapang menunjukkan perkembangan positif. Mimi yang dulunya hidup di kandang, kini sudah mampu memanjat, mencari makan, dan membuat sarang sendiri. “Mimi sudah layak dilepasliarkan. Dia juga sudah dipasang transponder, sehingga tim monitoring bisa melacak lokasi Mimi,” kata koordinator tim medis IAR Indonesia, drh Sulhi Aufa.

Mimi diberangkatkan dari Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan IAR Indonesia di Sungai Awan, Ketapang, pada 27 Maret. Perjalanan menuju TNBBBR ditempuh dengan menggunakan mobil selama lebih dari 40 jam. Setelah itu, tim melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu sekitar 1,5 jam dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Perjalanan ini ditempuh selama 6 jam menembus lebatnya hutan di TNBBBR.

Untuk mengurangi stres akibat perjalanan jauh, Mimi diistirahatkan dulu di kandang habituasi selama satu malam. Ketika dilepas, Mimi langsung memanjat pohon dan mencari makan.

Karena Mimi adalah orang utan hasil rehabilitasi, IAR Indonesia menerjunkan tim monitoring untuk memantau perkembangannya di alam bebas. Tim monitoring ini melibatkan beberapa warga di dusun-dusun sekitar titik pelepasan.

Tim ini akan bekerja sejak sebelum orang utan bangun sampai orang utan tersebut kembali tidur lagi di sarangnya. Mereka bertugas untuk mencatat pergerakan, aktivitas, serta jenis makanan yang dimakan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kedua orang utan ini benar-benar mampu bertahan hidup di hutan yang sebenarnya.

Manajer Operasional IAR Indonesia, drh Adi Irawan, mengatakan, tim monitoring ini tinggal di kamp di tengah hutan. Mereka mengikuti orang utan selama hampir 14 jam. “Kami sangat senang melihat semangat dan kepedulian mereka terhadap keberlangsungan hidup orang utan. Kami yakin kehadiran mereka akan memastikan keberhasilan orang utan yang dilepasliarkan akan hidup sebagaiman mestinya,” katanya.

Ketua Program IAR Indonesia, Karmele Llano Sanchez, mengatakan, proses rehabilitasi ini memakan biaya yang besar dan berlangsung cukup lama. Waktunya, diakui dia, bisa mencapai sekitar 7 – 8 tahun. “Mereka telah bertahun-tahun menjadi hewan peliharaan dan diperlakukan secara tidak benar, sehingga memberikan efek yang buruk pada kesehatannya. Beruntung mereka sempat diselamatkan sebelum terlambat,” katanya.

“Ada beberapa orang utan yang kami selamatkan, tapi sudah terlalu terlambat untuk direhabilitasi, sehingga mereka akan tetap tinggal di dalam pusat rehabilitasi seumur hidupnya,” tambahnya. (afi)

 

Sumber : http://www.pontianakpost.co.id/iar-kembali-lepas-liarkan-sebelas-orang-utan

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait