Upaya Konservasi Gigi Kukang Rehabilitasi

27 Nov 2019
Reza Septian

Upaya Konservasi Gigi Kukang Rehabilitasi

oleh | Nov 27, 2019

Gigi merupakan salah satu bagian penting pada primata. Selain membantu proses pencernaan dan sebagai alat pertahanan diri dari ancaman, gigi juga menjadi salah satu indikator umur dan status kesehatan. Pada primata, bentuk gigi mereka terdiri dari incisor (gigi seri), caninus (gigi taring), pre molar (gigi geraham depan), dan molar (gigi geraham belakang). Setiap bentuk gigi memiliki fungsi masing-masing.

Sejak IAR Indonesia berdiri pada 2008, kondisi gigi kukang yang masuk ke pusat rehabilitasi menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan. Hal ini dikarenakan tingginya angka kasus infeksi gigi yang diakibatkan dari pemotongan gigi pada kukang secara brutal menggunakan alat seperti pemotong kuku atau tang. Tujuannya agar calon pemelihara tidak takut tergigit kukang yang dibeli. Ada persepsi di masyarakat bahwa gigi yang terpotong, akan tumbuh kembali. Namun hal itu salah besar, gigi kukang yang terpotong tidak akan pernah tumbuh. Pemotongan gigi pada kukang akan menurunkan kesempatan dapat dilepasliarkan kembali.

Berdasarkan data kondisi kukang hasil peliharaan yang masuk IAR Indonesia periode 2010-2015, 75% (50 ekor) kukang yang diterima, datang dengan kondisi infeksi gigi parah dan kondisi gigi terpotong. Hal ini diperparah dengan perlakuan dari pemilik satwa yang memberikan diet tinggi gula. Dalam kondisi seperti ini, apabila infeksi tidak tertangani dengan baik, kemampuan bertahan hidup kukang akan menurun dan dapat menimbulkan kematian.

Permasalahan utama terhadap upaya konservasi kukang adalah gigi yang telah rusak akibat kekejaman yang dilakukan para pelaku sebelum memperjualbelikan kukang.

Mulai tahun 2010, IAR Indonesia berupaya untuk memberikan memperbaiki kondisi gigi terpotong dengan metode root cannal treatment dan dilanjutkan dengan dental refilling. Pada 2010 hingga 2014, perawatan gigi ini disupervisi oleh Dr Lisa Milella, dan pada 2015 hingga 2019 oleh Dr Aurora Mateo Roman. Keduanya merupakan dokter hewan spesialis gigi dari Inggris dan Spanyol.

Metode khusus ini bertujuan untuk mempertahankan gigi terpotong dengan kriteria tertentu dengan membersihkan kanal gigi dan menambal kembali gigi tersebut, sehingga opsi pencabutan tidak perlu dilakukan. Metode ini efektif dilakukan untuk gigi seri dan gigi taring pada kukang. Hingga tahun 2019, sekitar 70 ekor kukang sudah mendapatkan root cannal treatment dan dental refilling.

Salah satu metode dental refilling yang dilakukan tim dokter hewan kami bersama dokter hewan dari sejumlah PPS di Jakarta dan Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Tindakan medis yang sudah dilakukan pada kukang ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kedua pada kukang untuk dapat dilepasliarkan kembali. Sebanyak 60 ekor kukang dengan tindakan gigi telah dilepasliarkan kembali di sejumlah kawasan konservasi di wilayah Sumatera dan Jawa.  Usaha yang sudah dilakukan untuk perawatan gigi ini akan sia-sia, apabila tidak diikuti dengan peningkatan penegakan hukum dan kesadaran masyarakat.

Penulis: Wendi Prameswari

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait