Awareness Kukang di SMAN I Sodonghilir Tasikmalaya: “Kelestarian Kukang di Tangan Anda”

20 Mei 2013
Admin YIARI

Awareness Kukang di SMAN I Sodonghilir Tasikmalaya: “Kelestarian Kukang di Tangan Anda”

oleh | Mei 20, 2013

Indah Winarti sedang menyampaikan tentang nilai penting dan kenapa harus melindungi Kukang.


Oleh: Indah Winarti

Memasuki halamaman sekolah hingga ruang aula SMAN I Sodonghilir Tasikmalaya, kami tim awareness dari Yayasan IAR Indonesia (YIARI) dan volunteer dari Kukang ID, mendapati lirikan dan senyum malu-malu dari kawan-kawan siswa di sana. Kegiatan dibuka oleh wakil kepala sekolah, Bapak Undang Hidayat. Saat film ‘Aku Si Kukang Jawa’ diputar para siswa masih duduk menjauh sehingga gambar yang ditampilkan di layar tidak terlihat. “Ga kelihatan, kak..” komentar-komentar bersahutan, yang segera ditimpali oleh Winar, Koordinator program konservasi kukang Indonesia YIARI, “Maju atuh..!” Dan, segera suara-suara gemuruh lebih menggema karena semua siswa merangsek maju untuk melihat film lebih dekat. Ternyata ini titik awal semua keseruan kegiatan awareness hari ini. Tiada diam dan malu-malu lagi setelahnya, semua siswa aktif dalam sesi demi sesi kegiatan awareness kukang di sekolah ini.
Setelah pemutaran film, peserta dipandu oleh Iga dan Masdon, volunteer Kukang ID dari Nymphaea Biologi ITB, membagi kelompok dalam jumlah 5-6 orang. Setiap kelompok memilih sendiri nama kelompoknya dari jenis-jenis satwa yang ada di film ‘Aku Si Kukang Jawa’ yang diputar sebelumnya. Permainan pun dimulai. Adu konsentrasi dan kecepatan antara tiap kelompok, dimenangkan oleh kelompok Monyet dan Owa Jawa.
Sesi berikutnya adalah materi pengenalan kukang dan program rehabilitasi kukang Pusat Rehabilitasi Satwa IAR oleh Winar. Fungsi kukang di alam ditekankan dalam presentasi ini, selain fakta bahwa kukang yang ada di habitat sekitar mereka adalah satwa liar dilindungi yang endemik, hanya ada di Pulau Jawa saja. Peserta aktif menyimak dengan sesekali interaksi terkait hal yang ditampilkan.
Sesi berikutnya adalah diskusi dan karya seni kukang. Peserta kembali dibagi menjadi kelompok, total tujuh, dimana setiap kelompok kini sudah membaur pesertanya tidak seperti pembagian kelompok di sesi ke dua. Setiap kelompok diarahkan oleh fasilitator. Iga dan Masdon serta fasilitator lainnya (Kukang ID Dita dan Adhy, dari HIMBIO UNPAD serta Zulfikar dan Adrian dari Nymphaea Biologi ITB) mengarahkan kelompok masing-masing untuk menampilkan yel-yel kelompoknya. Karena Proses pembuatannya yang spontan mendorong peserta untuk kreatif dan mampu menampilkan yel-yelnya dengan percaya diri. Adu yel-yel berlangsung seru. Beberapa yel terinspirasi me-nyanyi-teriakkan kehidupan kukang. Kreatif, sekali!
SMAN I Sodonghilir Tasikmalaya
Sesi karya seni terus berlanjut. Setiap kelompok bertugas menuangkan ide dan karyanya dalam poster bertema pelestarian kukang. Kelompok satu menampilkan poster ‘Kelestarian Kukang di Tangan Anda’, kelompok dua tentang ‘Kami bukan untuk dipelihara. Biarkan kami hidup di alam bebas’, kelompok tiga tentang ‘Jangan rusak habitat. Ok, coy!’, kelompok empat tentang ‘Jangan bikin kami galau’, kelompok lima tentang ‘Kami lebih senang di alam liar’, kelompok enam tentang ‘Jangan dibeli jangan dijual’, dan kelompok tujuh tentang‘Dilarang menangkap kukang’. Saat para perwakilan kelompok mempresentasikan posternya, beberapa peserta lainnya mengomentari gambar dan isi poster tersebut. Presenter tak kalah aktif dengan menanggapi komentar-komentar kawan-kawannya dengan semangat. 
Terimakasih Salam Lestari

Indah Winarti (Winar)
Slow Loris Conservation Program – Coordinator

+62-8562100915

Untuk mengetahui informasi detail tentang Yayasan IAR Indonesia silahkan join di: 

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait