Penyelamatan Lima

21 Des 2015
Heribertus Suciadi

Penyelamatan Lima

oleh | Des 21, 2015

“Bummm!!” Suara meriam karbit menggema di tengah kebun karet milik warga di Desa Kuala Satong, Matan Hilir Utara, Ketapang, Kalimanatan Barat, Sabtu, 5 Desember 2015. Tidak berapa lama, terdengar suara orangutan dari atas pohon karet. “Itu orangutannya,” seru Suherman, koordinator animal keeper YIARI Ketapang. Orangutan ini adalah orangutan yang dilaporkan warga berada di belakang rumahnya. Kebetulan orangutan ini berada di belakang rumah Reli, salah satu tim mitra YIARI sehingga dia langsung memonitor orangutan tersebut.

Ketika tim penyelamat datang, mereka hanya mendapati sarang besar yang kosong dan jejak orangutan yang simpang siur. “Iya, tadi malam dia ada di sini, saya tungguin paginya sambil nunggu tim rescue datang. Saya tinggal sebentar buat ambil jaket, eh saya ke sini orangutan sudah gak ada,” ungkapnya. Tim memperkirakan orangutan belum jauh karena bau ada jejak dan bau khas orangutan yang menyengat di kebun karet itu. Tim penyelamat segera berpencar untuk mencari orangutan. Setelah dua jam mencari, orangutan ini tidak juga diketemukan. Akhirnya diputuskan akan digunakan meriam karbit untuk memancing orangutan keluar.

IMG_6832Strategi ini berhasil. Orangutan jantan dengan cheekpad ini menampakkan diri. Setelah memperkirakan berat orangutan ini, drh Ayu segera menakar dosis obat bius. Sementara itu Suherman menyiapkan senapan bius. Orangutan yang diberi nama Lima ini terus berayun dari pohon ke pohon sehingga membuat Suherman kesulitan membidikkan senapannya. Setelah setengah jam berlalu, Lima mulai duduk diam di atas pohon. Suherman segera  membidik punggung Lima.IMG_6834

“Kena!” Seru Suherman. Anggota tim yang lain segera menyiapkan jaring untuk menyambut Lima. Tidak berapa lama, Lima oleng dan jatuh ke bawah. Sayangnya pohon yang miring dan bercabang sempat menahan laju Lima sebelum mendarat di jaring. Akibatnya ada luka-luka kecil di mukanya.IMG_6868

Drh Ayu bergerak cepat membersihkan luka-luka Lima dan memeriksa kondisi fisiknya. “Kelihatannya dia mengalami dehidrasi,” ujarnya sambil  memasang infus.

IMG_6904Setelah pemeriksaan selesai, Lima diangkut dengan jaring keluar dari kebun karet dengan infus masih terpasang di lengannya. Karena lokasi penyelamatan Lima dengan perkebunan sawit milik PT. KAL, Lima akan langsung ditranslokasikan ke hutan konservasi milik PT.KAL.

Ketika dilepaskan di area konservasi PT.KAL, Lima masih tampak linglung dan tidak segera memanjat pohon. Bahkan berjalan keluar dari area konservasi. Tim YIARI segera memancingnya untuk kembali masuk dan menunggu sampai Lima memanjat pohon.IMG_6978

IMG_6989Selain karena dekat, area konservasi PT.KAL seluas 3.884 ha dirasa cocok karena kondisi hutannya masih bagus. “Jenis pohon pakan pun beragam sehingga kita masih bisa langsung translok ke sana,” ujar Gail Campbell-Smith, Manager Program YIARI. “Selain itu kami juga mengalokasikan tim satgas konservasi PT KAL untuk membantu proses rescue dan translokasi orangutan,” tutup Nardiyono, Manager Konservasi PT.KAL

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait