Rep: Lilis Handayani/ Red: Ilham
sumber: nasional.republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Ditjen Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama aparat kepolisian menyelamatkan 18 ekor primata yang dilindungi jenis Kukang (Nycticebus Javanicus), Jumat (20/1). Primata tersebut berada di rumah seorang bandar perdagangan satwa di Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, berinisial AD (24).
Dua dari 18 kukang tersebut masih anak-anak. Kukang yang masih liar itu akan segera direhalibitasi untuk dilepas kembali ke alamnya.
AD menjual kukang tersebut secara online melalui facebook. Selain kukang, dalam akun facebook itu AD juga kerap menawarkan satwa langka lainnya, seperti kura-kura.
Keberhasilan petugas menyelamatkan 18 kukang tersebut bermula dari penyelidikan terhadap mata rantai penjualan kukang secara online melalui media sosial. Petugas akhirnya menemukan alamat rumah AD selaku penjual kukang.
Petugas pun langsung menggerebek rumah AD di Desa Pegagan Lor. Di lokasi tersebut, petugas menemukan 18 ekor kukang dan satu ekor bajing yang jenisnya sedang diselidiki. “Kukang tersebut masih memiliki gigi taring. Itu berarti mereka masih liar,’’ terang Kasubdit Pencegahan dan Pengamanan Hutan Wilayah Jawa dan Bali, Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan Dirjen Penegakan Hukum Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ahmad Pribadi.
Ahmad mengungkapkan, saat ini masih dalam proses penyelidikan di mana asal hewan tersebut. Dia memperkirakan binatang tersebut berasal dari sejumlah daerah di Jabar bagian timur. Setiap ekor kukang itu dijual dengan kisaran harga Rp 300-500 ribu per ekor.
Ahmad menyatakan, kukang merupakan pemakan serangga. Jika binatang itu sampai punah, maka akan membuat perkembangbiakan serangga menjadi banyak.
Menurut Ahmad, keberadaan kukang dilindungi UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Para pelanggarnya akan dijerat hukuman maksimal lima tahun penjara dan denda Rp 100 juta. “Kukang ini sudah masuk red list atau sudah terancam punah,’’ tegas Ahmad.
Ahmad menyatakan, kukang merupakan binatang yang mudah stress yang bisa berujung pada kematian. Karenanya, 18 ekor kukang yang kini diamankan dari tangan AD akan dijaga dengan hati-hati.
Kukang tersebut akan dititipkan di lembaga konservasi animal rescue. Untuk rehabilitasi tersebut, dibutuhkan biaya sekitar Rp 100 juta untuk satu hingga lima ekor kukang dan membutuhkan waktu sekitar enam bulan.
Kanit Reskrim Polsek Kapetakan Iptu Otong mengatakan, AD selama ini menjual Kukang secara online melalui akun facebook pribadinya. ‘’Pelaku kini masih menjalani pemeriksaan,’’ tandasnya.